Wakil Ketua BKSAP DPR RI Achmad Hafisz Tohir menerima delegasi dari akademisi Universitas Ljubljana, Slovenia. Dalam pertemuan tersebut, dirinya sangat menyambut dan mendukung kerja sama yang hendak dilakukan dengan Indonesia, seperti pertukaran pelajar. Meski demikian, dirinya mengakui bahwa dalam membangun kerja sama tersebut, ada kendala yang harus dihadapi Indonesia. Kendala tersebut yakni belum adanya kantor Kedutaan Slovenia di Indonesia, begitu pun dengan Kedutaan Indonesia di Slovenia.
“Sehingga, ini menjadi kendala kita. Sedangkan, negara-negara yang sudah mempunyai kedutaan pun masih mengalami kesulitan untuk melakukan (kerja sama) pertukaran pelajar itu. Jadi, memang kendalanya bukan di kerja samanya, tetapi di hubungan diplomasi yang belum terbuka (yang) artinya kantor kita dan kantor dia belum ada. (Jadi) masih numpang ke negara lain,” ungkap Hafisz Tohir ketika ditemui tim Parlementaria di Nusantara 3, DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (27/1/2023).
Meskipun demikian, dirinya mengungkapkan bahwa BKSAP DPR RI akan menindaklanjuti pertemuan tersebut dengan menyampaikan kepada Kementerian Luar Negeri (Kemlu) terkait kendala teknis yang dihadapi itu. Selain itu, dirinya pun akan berkoordinasi dengan Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan. Terlebih Universitas Ljubljana telah memiliki hubungan yang baik dengan Universitas Padjajaran, Bandung.
"Ini paling tidak dari sisi BKSAP akan mendorong upaya akan hubungan kerja sama pendidikan,” llanjut Politisi Fraksi PAN itu.
Di sisi lain, ia juga menyoroti penawaran kerja sama dengan Universitas Ljubljana dan Universitas Zagreb terkait studi dalam bidang sosial dan green economic, transformasi digital, dan lain-lain. Ia menilai bahwa kerja sama dengan universitas-universitas yang sudah lebih dulu maju akan menguatkan kita menuju transisi hijau. Ia menjelaskan bahwa transisi hijau merupakan transisi lingkungan, kegiatan ekonomi, dan kehidupan sehari-hari kita.
"Ini yang membuat kita juga melihat bahwa memang pada akhirnya kita harus melakukan kerja sama internasional dengan universitas-universitas yang sudah lebih dulu maju dari kita. Karena ini akan membuat penguatan kita dalam menuju transisi hijau. Transisi hijau itu terkait dengan lingkungan, kemudian kegiatan ekonomi, dan juga kehidupan sehari-hari kita,” jelas Anggota Komisi XI DPR RI ini.
Ia berharap dengan adanya penawaran ini, universitas-universitas yang ada di Indonesia akan memiliki akreditasi yang sama dengan universitas-universitas di luar negeri melalui kerja sama dengan universitas yang lebih tua.
“Ya kita berharap dengan hal-hal seperti ini, kita lebih interactional (yang) artinya jika kita lihat Universitas Ljubljana itu dikenal orang sejak 100 tahun yang lalu, maka katakanlah universitas kita dengan bekerja sama dengan universitas yang lebih tua dulu maka minimal akan menyetarakan akreditasi kita terhadap mereka. Sehingga, universitas-universitas di Indonesia mau tidak mau akan mengerek kemampuan yang sama dengan level internasional,” tutup Hafisz Tohir.