Anggota Komisi VI DPR RI Intan Fauzi mendorong PT Sarinah sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang ritel, untuk dapat berperan memberikan ruang semaksimal mungkin bagi pengrajin-pengrajin yang ada di Indonesia. Hal tersebut, menurutnya penting sebagai fungsi sosial dengan membantu perekonomian para pengrajin Indonesia.
“Sebagai Badan Usaha Milik Negara karena Sarinah bagian dari InJourney tentu harus mencari keuntungan. Tetapi di sisi lain bagaimana mereka menampilkan karya-karya pengrajin Indonesia misalnya apakah itu di bidang kuliner, menampilkan masakan-masakan Indonesia, kemudian kerajinan dari bahan kain, batik, tenun, dan sebagainya juga kerajinan lainnya sudah sangat baik (secara display) tapi jangan dilupakan tetap harus bermitra dengan pengrajinnya langsung sehingga mempunyai dampak ekonomi bagi pengrajin-nya,” ujar Intan kepada Parlementaria usai Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT Sarinah di Ruang Rapat Komisi VI, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (21/03/23).
Intan berharap, mal pertama di Indonesia yang hadir sebagai wadah industri kreatif tanah air tersebut tidak hanya bekerja sebagai pengumpul para pedagang, namun betul-betul bisa mengkurasi langsung hasil-hasil dari pengrajin Indonesia. Dengan begitu, Intan menilai, barang-barang yang ada di mal Sarinah dapat lebih terjangkau karena diperoleh langsung dari pengrajin.
"Karena positifnya adalah tentu harga akan lebih terjangkau karena langsung dari pengrajin, yang kedua juga membantu pengrajin secara ekonomi dan kalau bisa tentunya kita harapkan Sarinah menjadi bapak angkat bagi para pengrajin untuk bisa meningkatkan kualitas,” tutur Politisi Fraksi PAN ini.
Intan berharap dengan adanya hubungan mitra antara Sarinah dan para pengrajin dapat melestarikan budaya Indonesia, meningkatkan kualitas karya yang dihasilkan, dan dapat menyerap lapangan pekerjaan. “Jangan sampai kerajinan Indonesia sudah turun temurun kemudian juga sudah ada dari berbagai daerah, karena Indonesia ini kaya sekali dari Sabang sampai Merauke tapi anak mudanya tidak mau kemudian menghasilkan karya-karya karena tidak ada mata pencaharian di sana. Jadi ini bagian dari juga menyerap lapangan pekerjaan yang mereka bisa menjadi pengusaha langsung dari para pengrajin-pengrajin tersebut,” imbuhnya
Lebih lanjut, Legislator Dapil Jawa Barat VI ini menilai penampilan Sarinah sekarang yang terlihat eksklusif merupakan hal yang positif. Hal ini dikarenakan dapat menunjukkan bahwa hasil kerajinan Indonesia ini dihargai dan ditempatkan di tempat yang berkelas premium. Meski begitu, Intan juga mengingatkan bahwa kesempatan ini harus dimanfaatkan untuk menyerap pasar yang tinggi dan menjadi momentum untuk menaikkan kelas UMKM.
“Kalau saya secara pribadi tentu itu adalah salah satu sisi positif bahwa hasil kerajinan Indonesia dihargai dan ditempatkan di tempat yang premium, tapi kita ingat juga bahwa kita harus menyerap pasar yang tinggi. Jadi kalau bicara UMKM hasil kerajinan Indonesia yang memang dia sudah siap, pangsa pasar premium tadi disebutkan konsumennya SES (Socio-Economic Status) A dan B itu daya belinya kuat sehingga itu bisa dijadikan momentum untuk UMKM naik kelas,” tambah Intan.
Pada kesempatan yang sama Intan juga menyampaikan masukannya untuk PT. Sarinah untuk bisa mengakomodir lahan parkir yang sekarang masih sangat terbatas. “Nah area parkir menjadi satu fungsi pendukung yang harus dipikirkan juga karena jangan sampai orang mau datang ke sana, tentu ada LRT, MRT, dan sebagainya tapi mobil-mobil pribadi banyak keluhan memang di sana lahan parkirnya terbatas dan harus pakai valey gitu kan tidak efisien,” sarannya.