Bukan harga pangan tinggi yang dicurhatkan oleh pedagang, melainkan jumlah pembeli yang terhitung sepi selama bulan Ramadan. Hal inilah yang disampaikan para pedagang di Pasar Tradisional Bulakamba kepada Komisi IV dalam Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspik) ke Brebes, Jawa Tengah. Meskipun demikian, Wakil Ketua Komisi IV, Dedi Mulyadi, menyampaikan kepada pedagang agar tetap optimistis, karena peningkatan penjualan mungkin akan terjadi di minggu-minggu mendekati lebaran.
“Justru yang menjadi prihatin kita ini bukan harga, pengunjung ke pasarnya yang sepi. Jadi hari pertama Ramadan ramai, setelah itu sepi. Ya mungkin ya nanti minggu kedua, ketiga, dan keempat baru ramai lagi. Karena lilipuran, karena ada tradisi memasak saling mengantarkan makanan dalam tradisi keluarga di wilayah Jawa” ungkap Dedi Mulyadi kepada Parlementaria usai memimpin Kunjungan Kerja Komisi IV ke Pasar Bulakamba, Brebes, Jawa Tengah, Kamis, (30/03/2023).
Hal senada juga disampaikan oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Teti Rohatiningsih. Ia mendengar aspirasi masyarakat di Pasar Bulukamba yang mengeluhkan turunnya angka penjualan di bulan Ramadan ini. “Melihat situasi kegiatan di Pasar Bulukamba, Brebes ini alhamdulillah semua lancar, pendistribusian lancar, memang yang dikeluhkan masyarakat, setelah puasa ini agak kurang lakunya. Tapi biasanya kalau hari mendekati lebaran akan ramai lagi,” tambah Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Selain rasa optimistis yang disampaikan, Komisi IV juga mendapatkan informasi lain mengenai dampak yang ditimbulkan dengan adanya BLT (Bantuan Langsung Tunai) terhadap tingkat penjualan di Pasar Bulakamba. “Salah satu dampaknya adalah bantuan yang dalam bentuk uang itu punya efek ke pasar, karena selama ini itu kan diberikan dalam bentuk barang, di-drop di setiap warungnya masing-masing. Barangnya disuplaikan oleh supplier. Sehingga tidak terdistribusi pada pasar lokal di sana. Nah sekarang mereka sudah mulai belanja ke pasar dengan membelanjakan uang yang Rp200.000,” jelas Demul sapaan akrabnya.