GERAKAN dan perjuangan buruh selama ini sangat memengaruhi arah kebijakan setiap rezim pemerintahan. Gerakan dan kesadaran kelas tersebut tidak bisa dipandang sebelah mata khususnya dalam proses berdemokrasi (pemilu).
Anggota Fraksi Partai Demokrat Santoso mengatakan suara buruh sangat berpengaruh terhadap keberadaan partai politik termasuk menentukan siapa yang akan duduk sebagai wakil rakyat dan juga presiden.
"Buruh jangan dianggap hanya sebagai alat produksi. Jika itu terjadi maka dia tidak bisa mesejahterakan dirinya, maka peran pemerintah dan wakil rakyatlah juga pengusaha untuk tidak menjadikan buruh sebagai alat produksi semata," ungkap Santoso, Senin (1/5).
Peran buruh saat ini cukup signifikan tetapi belum bisa bersatu karena disebabkan berbagai faktor salah satunya kesadaran kelas.
Hal ini menjadi perbedaan yang mencolok antara buruh di Indonesia dan di luar negeri. Salah satu yang bisa dirasakan adalah budaya patrilineal atau penokohan figur yang sangat kuat yang terjadi.
Budaya Buruh Indonesia Berbeda dengan Negara Luar
"Karena memang budaya buruh kita berbeda tidak seperti di luar negeri yang punya partai. Buruh kita masih fokus kerja kalau di luar keberadaan buruh itu sebagai sarana untuk mesejahterakan berjuang melalui partai politik. Ini bagian kesadaran buruh untuk bersatu meskipu di awal reformasi ada tapi akhirnya kalah," ungkapnya.
Selama ini perjuangan kelas pekerja selalu diakomodir oleh partai politik yang tidak secara khusus berideologi gerakan buruh.
Selama ini apa yang jadi perjuangan buruh diakomodir oleh partai politik yang ada. Maka praktis suara partai juga disokong oleh buruh walau pun bukan partai buruh ttap poin kesejahteraan buruh itu diakomodir dan diperjuangkan dalam berbagai kebijakan.
Hal senada juga disampaikan anggota Fraksi PKB Luqman Hakim. Partai politik kita tidak hanya mendengarkan tapi juga terus memperjuangkan apa pun suara buruh.
"Kita (partai) didukung oleh suara buruh. Tidak mungkin partai itu hadir jika tidak didukung oleh buruh. Suara buruh atau kelas pekerja sangat banyak dan menentukan"
Kondisi gerakan buruh di Tanah Air memang berbeda dengan di luar negeri. Sebab kesadaran kelas pekerja masih dikalahkan dengan ikatan primordial.
"Ikatan struktrural fungsional tidak terlalu kuat karena ada ikatan primordial. Jadi kesadaran kelas kita masih rendah," ucapnya.
Tidak jauh berbeda dengan keduanya Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan selama ini partai politik memperjuangkan segala aspirasi perjuangan buruh. Peran buruh sangat penting menentukan arah bangsa yang berkemajuan.
"Kaum buruh sebagai bagian dari faktor ekonomi mesti diposisikan sebagai faktor penting dalam pengembangan modal. Keuntungan industri atau perusahaan tidak boleh seluruhnya diperuntukkan untuk penambahan modal, tetapi semestinya diperuntukkan untuk peningkatan kesejahteraan buruh, misalnya dengan penyertaan asuransi, cuti, kesehatan, bantuan sandang, pangan, dan papan," ungkapnya.
Harmoniasai Hubungan Pemilik Modal dan Pekerja
Ekonomi nasional harus mengharmonisasi hubungan pemilik modal dengan pekerja atau kaum buruh secara saling menguntungkan, simbiosis mutualisme.
Oleh karena itu sistem perekonomian gotong-royong yang mengedepankan kolektifitas, kebersamaan, saling menguntungkan adalah fondasi penting agar perekonomian nasional dapat lebih berkembang.
"Industri bisa berjalan dan berkembang jika kaum buruhnya dapat maksimal bekerja dan dihargai secara profesional. Nah ini bisa terwujud dengan suara buruh yang juag diperjuangkan oleh partai politik," tukasnya.