Anggota Komisi IV DPR RI Saadiah Uluputty mendorong pemerintah mulai serius dalam mengimplementasikan diversifikasi pangan berdasarkan kearifan lokal. Serta meminta agar dilakukan upaya untuk meningkatkan produksi pangan lokal dengan pendekatan teknologi.
“Kapan pemerintah mulai serius mengimplementasikan diversifikasi pangan? sehingga konsumsi pangan negara Indonesia dengan berbagai latar belakang kita, budaya, suku, kebiasaan ini berdasarkan kearifan lokal yang ada di masing-masing daerah,” ujar Saadiah Uluputty dalam Rapat Kerja Komisi IV dengan Menteri Pertanian di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Menurutnya, untuk menyelesaikan permasalahan mengenai pangan baik dari sisi produksi dan distribusi yang masih juga belum bisa mencukupi sampai ke daerah, maka diperlukan strategi. Untuk itu perlu adanya diversifikasi pangan-pangan lokal.
"Jadi bicara tentang pangan bukan bicara tentang padi saja tetapi umbi-umbi masuk di dalamnya kemudian sagu dan lain-lain gitu. Sehingga paradigma kita terhadap pangan di Indonesia ini juga terdistribusi berbasis kearifan lokal yang ada di daerah,” ujar Legislator Dapil Maluku ini.
Sehingga, dengan adanya diversifikasi pangan ini tidak terkesan seperti ada paksaan untuk harus makan satu komoditi tertentu, tetapi daerah-daerah juga didorong untuk mengkonsumsi makanan lokalnya. Dan hal ini kemudian bisa menjadi satu cultural set dan mindset dalam menyusun alokasi anggaran yang berbasis pangan, berbasis kearifan lokal.
Kemudian, Politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) itu juga meminta dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas dengan pendekatan teknologi untuk menjadikan pangan lokal sebagai salah satu prioritas dalam program dan anggaran Kementerian Pertanian di Tahun 2024.
“Jadi, selain ada sarana dan prasarana alat-alat teknologi berbasis tanaman pangan yang itu ada di daerah-daerah yang persawahan atau padi, di daerah-daerah yang basis-basis pangan-pangan lokal juga harus juga dipikirkan bagaimana ada sarana prasarana teknologinya?” pungkasnya.