Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menyebutkan bahwa APBN dapat mengendalikan inflasi dan menjadi pondasi ekonomi nasional. Hal itu disampaikannya ketika membacakan beberapa laporan Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) TA 2023 di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (10/7/2023).
“Optimis, namun tetap waspada akan terus menjadi pedoman pemerintah dalam melaksanakan kebijakan APBN tahun 2023, sehingga kepercayaan terhadap dunia usaha dan kinerja positif perekonomian nasional dapat terus terjaga. APBN tetap melanjutkan perannya sebagai shock absorber untuk mengendalikan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat, mempertahankan momentum pemulihan ekonomi dengan mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan, serta menjaga belanja prioritas dalam menunjang peningkatan produktivitas dan upaya penguatan pondasi ekonomi nasional,” ujar Cucun.
Dalam pembacaan laporan tersebut. terdapat beberapa poin yang dibahas. Pertama yakni realisasi semester I APBN TA 2023. Cucun menjelaskan bahwa dalam semester I tahun 2023, realisasi dan perkembangan indikator asumsi dasar ekonomi makro secara keseluruhan mulai membaik. Hal ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi dan penurunan laju inflasi. Selain itu, realisasi pendapatan negara semester I tahun 2023 meningkat 5,4%. Hal ini didukung oleh realisasi penerimaan perpajakan, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan juga realisasi penerimaan hibah.
Ia juga membahas mengenai prognosis semester II APBN TA 2023. Politisi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa menyoroti beberapa bahasan, diantaranya yakni resiko prospek perekonomian dunia dan tantangan perlambatan ekonomi global pada pelaksanaan APBN TA 2023.
Prognosis pendapatan negara dalam semester II tahun 2023 sebesar Rp1.229,3 triliun (49,9 persen terhadap targetnya dalam APBN tahun 2023). Hal ini didukung oleh perekonomian nasional yang telah tumbuh solid. Prognosis belanja negara dalam semester II tahun 2023 diperkirakan sebesar Rp1.868,0 triliun (61,0 persen dari pagu APBN tahun 2023). Pelaksanaan belanja APBN tahun 2023 akan diakselerasi pada semester II tahun 2023, terutama dalam rangka menjaga laju inflasi, daya beli masyarakat, dan pencapaian target-target pembangunan nasional.
Adapun prognosis defisit anggaran dalam semester II tahun 2023 diperkirakan sebesar Rp638,7 triliun atau sekitar 2,99 persen terhadap APDB. Sampai dengan akhir tahun 2023, realisasi pembiayaan anggaran diperkirakan mencapai Rp486,4 triliun.
Politisi Fraksi PKB ini menegaskan bahwa Pemerintah akan terus berupaya agar pertumbuhan ekonomi dapat dijaga di level lima persen sekaligus menjaga tingkat inflasi supaya tetap rendah agar dapat menjaga daya beli masyarakat. Hal tersebut akan diwujudkan melalui sinergi antara kebijakan fiskal, moneter, dan sektoral antara Pemerintah bersama otoritas terkait yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
“Fungsi dan peran APBN harus dapat berjalan optimal terutama dalam melindungi daya beli masyarakat serta menjaga momentum pemulihan ekonomi dengan tetap menjaga kesehatan APBN dan kesinambungan fiskal,” tutup Anggota Komisi III DPR RI tersebut.