Komisi VI DPR RI mendorong PT Pertamina Bina Medika/IHC untuk meningkatkan kinerja dengan cara melakukan perbaikan manajemen, data, pelayanan dan fasilitas medis agar kualitas medis rumah sakit milik IHC mampu bersaing di pasar internasional. Untuk mewujudkan hal tersebut, Wakil Ketua Komisi VI Sarmuji mengatakan bahwa Komisi VI meminta IHC untuk terus melakukan penguatan holding rumah sakit milik BUMN.
"Dengan memperhatikan transformasi organisasi, transformasi digital dan transformasi SDM," ujar Politisi Partai Golkar tersebut saat membacakan kesimpulan Rapat Dengar Pendapat dengan Dirut Pertamina Bina Medika IHC, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (12/7/2023).
Lebih lanjut, Komisi VI juga meminta IHC untuk melakukan audit keuangan konsolidasi untuk melihat seluruh aset yang dimiliki sebelum proses holdingisasi rumah sakit milik BUMN selesai dilakukan. Terhadap progres pembangunan Bali International Hospital Sanur yang rencananya akan beroperasi pada kuartal II tahun 2024, Komisi VI meminta IHC memastikan agar proses pembangunannya berjalan sesuai timeline.
"Komisi VI meminta PT Pertamina Bina Medika/IHC untuk memastikan agar progres pembangunan Bali International Hospital Sanur berjalan sesuai dengan timeline yang telah ditentukan, menuju pembangunan wisata medis di Bali," imbuh Sarmuji.
Diketahui, PT Pertamina Bina Medika/IHC ditunjuk sebagai holding rumah sakit BUMN berdasarkan Surat Menteri BUMN No. S-736/MBU/12/2016 tanggal 21 Desember 2016. Saat ini IHC memiliki 75 rumah sakit dengan rincian, 15 RS unit, 21 RS anak perusahaan, dan 39 RS kerjasama operasional dan keanggotaan.
Salah satu yang sedang dibangun oleh IHC adalah Bali International Hospital yang merupakan rumah sakit internasional yang dirancang sebagai layanan wisata medis di Indonesia. Rencananya Bali International Hospital akan beroperasi pada kuartal II tahun 2024.
