ANGGOTA Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya sudah memiliki teknologi untuk menyaring polutan hasil pembakaran batu bara.
“Kalau kita lihat teknologi yang sudah digunakan oleh PLTU Suralaya, di mana sudah mempunyai teknologi yang bisa menyaring partikel-partikel yang berpotensi untuk menjadi polutan, itu sudah digunakan,” ujar Andi Yuliani Paris usai mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi VII DPR RI ke PLTU Suralaya, kota Cilegon, Provinsi Banten, Jumat (1/9).
Lebih lanjut, Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga mengatakan adanya penyebab buruknya kualitas udara di Jakarta dikarenakan tata ruang industri dan pemukiman yang tdak tertata dengan baik.
“Tidak ada sanksi bagi penyelenggaraan negara yang tidak mampu menjalankan rencana tata ruang, sekitar Bekasi, contohnya daerah-daerah industri kecil-kecil, tetapi mereka juga menggunakan solar, menggunakan pembangkit yang kecil tetapi juga ada batubara,” ucapnya.
Selain itu, Andi juga memaparkan bahwa aktivitas industri kecil tersebut dapat menghasilkan polutan sehingga menyebabkan polusi udara. “Dan ini juga punya kontribusi, walaupun transportasi juga memberikan kontribusi. Nah, kita tahu bahwa transportasi di Kota Jakarta ini banyak kendaraan motor roda dua, yang mayoritas bisa dikatakan 100% menggunakan pertalite, yang RON-nya lebih rendah dibandingkan dengan Pertamax. Artinya, pertalite belum bisa dikategorikan Clean Energy,” ujar Andi.
Politisi PAN juga menjelaskan adanya paparan dari Profesor Puji Lestari bahwa PLTU tidak menyumbang polusi udara. “Profesor Puji Lestari tadi, dari ITB, yang diminta oleh PLTU Suralaya ini untuk mengkonfirmasi, memperbandingkan ada bench pakai, per bulan, ternyata memang tidak terbukti bahwa PLTU Suralaya memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap polusi udara Jakarta,” imbuhnya.
Namun, Andi tetap mewanti-wanti agar di PLTU Suralaya tidak terjadi kebocoran. “Tetapi apakah cukup sampai di situ? Tentunya kita juga meminta untuk PLTU Suralaya menjaga ini jangan sampai suatu saat terjadi kebocoran, menjadi masalah yang nanti juga bisa memberikan kontribusi terhadap polusi udara yang ada di Kota Jakarta,” kata Andi.
Legislator Dapil Sulawesi Selatan juga mengimbau kepada sejumlah kepala daerah di sekitar Jakarta yang mana memiliki industri, seperti Bekasi, Karawang, dan Cikarang. “Perlu duduk bersama antara ketiga Gubernur ini, Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Banten dan Gubernur Jawa Barat untuk memetakan wilayah-wilayah industri dan juga tata ruangnya juga diperbaiki,” tutupnya.