Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani menyoroti peristiwa nahas pecahnya jembatan kaca di destinasi wisata The Geong di kompleks Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang menewaskan seorang pengunjung. Dirinya menekankan urgensi pengawasan terhadap wahana rekreasi demi keselamatan masyarakat yang berkunjung.
"Atas insiden yang terjadi di jembatan kaca The Geong Banyumas, saya menyampaikan keprihatinan serta dukacita bagi korban. Destinasi wisata harus memerhatikan unsur keselamatan dan keamanan masyarakat sebagai pengunjung,” kata Puan dalam rilis yang disampaikan kepada Parlementaria, Kamis (26/10/2023).
Seperti diketahui, jembatan kaca setinggi 15 meter yang menjadi destinasi wisata di Hutan Pinus Limpakuwus pecah saat dilewati 11 orang wisatawan asal Cilacap, Jawa Tengah, pada Rabu (25/10) lalu. Dari 11 wisatawan, 4 orang sempat terperosok. Dua orang korban berhasil selamat karena berpegangan pada bagian jembatan, namun dua lainnya terjatuh. Salah satu korban yang terjatuh meninggal dunia ketika dilarikan ke rumah sakit.
Puan pun berharap insiden tersebut menjadi pelajaran berharga bagi pengelola tempat wisata, untuk memastikan keselamatan bagi pengunjung. Terutama bagi wahana yang memiliki tingkat risiko tinggi. "Dan saya juga mendorong Pemerintah dan stakeholder terkait untuk melakukan pengawasan ketat terhadap destinasi wisata maupun pengelolanya sehingga semua fasilitas bagi pengunjung sudah sesuai standar,” ungkapnya.
Berdasarkan pemeriksaan pihak kepolisian, diketahui destinasi wisata The Geong belum melalui uji kelaikan. Dengan adanya peristiwa ini, Puan mengatakan pengawasan ketat terhadap destinasi wisata beserta seluruh wahana di dalamnya merupakan hal yang wajib dilakukan.
“Itulah pentingnya pemangku kebijakan memberikan pengawasan sehingga setiap obyek wisata terjamin keamanannya. Pemantauan secara berkala juga penting untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan,” sebut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Ia juga mendukung bertambahnya jumlah destinasi wisata karena selain sebagai sarana hiburan bagi masyarakat, obyek wisata dinilai dapat menunjang perkembangan perekonomian daerah yang pada akhirnya bermuara untuk kesejahteraan rakyat. Hanya saja, dirinya mengingatkan, destinasi wisata harus memenuhi standar kelaikan.
“Apalagi untuk wahana yang memiliki risiko, uji kelaikan tidak boleh diabaikan. Kita tidak boleh main-main dengan faktor keselamatan dan keamanan,” tegas Puan.
Ia menambahkan, destinasi wisata harus menjadi tempat yang aman dan menyenangkan untuk dikunjungi. Puan pun menilai, jaminan keselamatan dibutuhkam demi menjaga minat masyarakat terhadap pariwisata di Indonesia.
"Kejadian pecahnya jembatan kaca di The Geong menjadi pengingat pentingnya standar keamanan di destinasi wisata. Tindakan pencegahan harus selalu diutamakan," ujarnya.
Dirinya menyebut pengelola tempat wisata harus bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan ini. Jika terbukti ada kelalaian dalam unsur keselamatan pengunjung, maka harus ada bentuk pertanggungjawaban hukum.
“Kecelakaan di tempat wisata sudah berulang terjadi. Ini menjadi PR besar bagi Pemerintah untuk lebih memerhatikan lagi pentingnya pengawasan terhadap obyek-obyek wisata di Tanah Air,” terang Puan.
"Keselamatan masyarakat saat sedang berwisata bukan hal sepele. Dan kenyamanan dari setiap destinasi wisata menjadi wajah pariwisata di Indonesia,” sambungnya.
Puan pun menyoroti menjamurnya destinasi wisata di daerah yang seringkali hadir tanpa ada izin dari Pemerintah. Oleh karenanya, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) diminta bekerja sama dengan Pemerintah Daerah untuk melakukan evaluasi terhadap setiap destinasi wisata yang ada.
"Evaluasi harus dilakukan. Ini mencakup pemeriksaan berkala, perawatan yang cermat, serta pengujian keselamatan yang ketat. Sehingga setiap kekurangan dalam sistem pengawasan dan keselamatan harus diidentifikasi dan diperbaiki dengan cepat," paparnya.
Terakhir, cucu Bung Karno itu menekankan pentingnya pengelola tempat wisata untuk berkolaborasi dengan ahli yang kompeten dalam bidangnya. Dengan begitu, menurut Puan, destinasi wisata yang dikelola menjadi tempat wisata unggul.
“Jadi destinasi wisata tidak cukup hanya dengan menghadirkan keindahan atau wahana yang menarik saja. Tapi bagaimana obyek wisata juga harus bisa menghadirkan kenyamanan bagi pengunjung, terutama dalam hal keselamatannya,” tutup Puan.