Politikus senior PDI Perjuangan (PDIP), Andreas Hugo Pareira mengkritisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dikabarkan meminta Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk memfasilitasi pertemuannya dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Andreas mengatakan, langkah Presiden Jokowi sangat aneh. Sebab, saat ini dia masih berstatus sebagai kader PDIP. "Malah menurut saya aneh, Jokowi kan kader PDIP," kata Andreas kepada wartawan, Selasa (13/2/2024).
Dia menegaskan, PDIP sudah memperjuangkan dan memenangkan Jokowi dalam beberapa kontestasi.
Hal itu dimulai dari ketika Jokowi menjabat dua periode sebagai Wali Kota Surakarta. Kemudian, Gubernur DKI Jakarta hingga presiden dua periode.
"Kok jadi mau ketemu Ketum saja muternya jauh amat, mesti pake perantara segala. PDIP tidak pernah mengkhianati Jokowi," ujar Andreas.
Andreas menjelaskan, saat ini seluruh kader PDIP diminta untuk fokus memenangkan pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD dan pemilihan legislatif (Pileg).
"Setahu saya dan selama ini semua jajaran partai yang dipimpin ketua umum fokus untuk memenangkan Ganjar-Mahfud dan memenangkan PDIP pada Pilpres maupun Pileg," imbuhnya.
Sebelumnya, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X membenarkan Presiden Jokowi meminta padanya untuk memfasilitasi pertemuan dengan Megawati.
"Betul (diminta presiden untuk memfasilitasi pertemuan dengan Megawati), tapi kan saya nunggu presiden. Kan saya akan mencoba tanya, terserah presiden, gitu aja, ya nunggu. Kalau memang presiden memerlukan, saya bersedia, kan hanya itu. Kalau enggak ya nggak apa-apa. Udah gitu aja," ungkap Sri Sultan HB X saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Senin (12/2/2024).
Sri Sultan menegaskan, pertemuan dengan Megawati merupakan inisiatif dari Presiden Jokowi, sementara ia hanya diminta sebagai fasilitator.
"Berarti bukan saya yang mengambil inisiatif to, yang mengambil inisiatif kan bapak presiden sendiri. Ya terserah bapak presiden, mau perlu ketemu Mbak Mega yang saya fasilitasi nggak, kan gitu. Kalau bisa ketemu sendiri kan ya syukur," ujar Sri Sultan HB X.
"Tapi saya kan sifatnya pasif. Lha kalau presiden (katakan) tolong mbok saya dianter misalnya. (Kalau) nggak ada, ya nggak toh," kata Sri Sultan HB X.
"Terserah bapak presiden sendiri, saya kan pasif bukan ngoyak-oyak (mengejar)," tambahnya.