Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana menyambut hangat kedatangan Duta Besar Swedia untuk Indonesia Daniel Blockert yang melakukan kunjungan kehormatan ke DPR RI. Pertemuan ini sebagai bagian dari upaya memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Swedia telah terjalin dengan erat sejak lama. Pada tahun 2025 mendatang, kedua negara akan merayakan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik yang dikenal dengan istilah diamond jubilee.
Pertemuan ini juga menjadi momen penting untuk membahas kerja sama dalam bidang lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Putu menyatakan bahwa baru-baru ini ia berdiskusi dengan Penasehat Teknis Utama UN Water (Inter-Agensi PBB di sektor air), Federico Properzi, mengenai langkah-langkah untuk menindaklanjuti hasil Forum Air Dunia ke-10 dan pertemuan parlemen yang berlangsung Mei lalu.
Disebutkan bahwa Institut Air Internasional Stockholm (SIWI) bisa menjadi mitra potensial dalam upaya ini. "Saya berharap dapat melihat lebih banyak kolaborasi antara Indonesia dan Swedia dalam isu-isu terkait air dan pembangunan berkelanjutan," ujar Putu Supadma Rudana di ruang tamu dubes, Nusantara III, Senayan, Jakarta, Senin (22/7/2024).
Swedia dan Indonesia telah menjalin berbagai kerja sama dalam pembangunan berkelanjutan, termasuk melalui Pekan Kemitraan Berkelanjutan Swedia-Indonesia (SISP) dan penandatanganan MoU tentang transportasi berkelanjutan pada bulan Desember lalu. Selain itu, kedua negara juga sedang mengeksplorasi kerjasama dalam layanan kesehatan berkelanjutan melalui platform 'SISP Healthcare'.
Dalam hal ekonomi, Swedia merupakan investor terbesar di Indonesia di antara negara-negara Nordik lainnya. Neraca perdagangan antara kedua negara mengalami peningkatan, dari US$ 873 juta pada tahun 2022 menjadi lebih dari US$ 1 miliar pada tahun 2023. Namun, Indonesia masih mencatatkan defisit perdagangan sebesar US$ 530 juta, dengan ekspor mencapai US$ 284 juta dan impor sebesar US$ 815 juta.
Putu berharap neraca perdagangan ini dapat mencerminkan potensi besar yang belum tergarap antara kedua negara. "Kita harus terus menggali peluang-peluang baru dalam perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan," tambahnya.
Indonesia dan Swedia dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum. Dalam konteks internasional, Indonesia menyambut baik Opini Penasihat dari Mahkamah Internasional (ICJ) yang menyatakan bahwa keberadaan Israel di Wilayah Pendudukan Palestina adalah ilegal.
"Diharapkan bahwa opini ini dapat menjadi langkah awal menuju resolusi damai di Timur Tengah," ungkap Putu Supadma Rudana, seraya berharap agar Swedia dapat memainkan peran proaktif dalam mempromosikan hukum internasional terkait situasi di Palestina.
Di sisi hubungan antar-parlemen, Indonesia dan Swedia telah membentuk kelompok persahabatan parlementer. "Kami berharap kunjungan-kunjungan bilateral antara kedua parlemen dapat terus ditingkatkan, dan semoga Dubes Blockert dapat memfasilitasi kunjungan kami ke Riksdag untuk diskusi lebih lanjut," ujar Putu Supadma Rudana.
Pertemuan ini menandai langkah penting dalam memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Swedia, serta memperluas kerja sama di berbagai bidang strategis. Untuk merayakan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara, yang dikenal dengan istilah diamond jubilee. Swedia berencana mengadakan kompetisi batik antara desainer Indonesia dan Swedia, yang diharapkan dapat mempererat hubungan budaya antara kedua negara.