Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP, Trimedya Panjaitan, geram dengan aksi kelompok kriminal bersenjata (KKB) membunuh sopir truk dan membakar truk korban di Yahukimo, Papua Pegunungan. Dia menyebut KKB perlu ditindak.
"Kalau mereka (KKB) memancing ya sikat gitu lho, harus diabisin bener, jangan berpikir HAM. KKB itu kan nggak mengenal hak asasi manusia, ya kita juga jangan mengenal hak asasi manusia," kata Trimedya kepada wartawan, Kamis (1/8/2024).
Trimedya merasa prihatin atas kejadian kekejaman KKB di Papua yang terus berulang. Dia meminta TNI-Polri tidak boleh lengah.
"Mereka (TNI-Polri) juga harus selalu melakukan patroli-patroli dan operasi intelijen secara berkala. Jangan sampai, di tengah merekanya lengah, padahal KKB memampatkan situasi sekecil apapun," ucap Trimedya.
"KKB itu merasa kita nih lagi sibuk peringatan 17 Agustus, termasuk TNI-Polri ya dianggap di situ lengahnya, dia melakukan kekerasan," sambungnya.
Lebih lanjut, Trimedya menilai KKB yang juga disebut Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan teror-teror untuk mencari simpati dunia internasional tentang Papua. Oleh karena itu, menurutnya, KKB melakukan kekerasan agar dibalas oleh TNI-Polri.
"Mereka terus mencari simpati internasional supaya isu Papua tetap menjadi isu internasional dan mereka punya kampanye. Nah mungkin juga mereka memancing supaya ada tindakan kekerasan dari TNI-Polri, sehingga itu dikapitalisir sama mereka," ujarnya.
Dia setuju bahwa pemerintah Indonesia, TNI-Polri bersikap keras terhadap KKB. Menurutnya, jangan sampai ada asumsi bahwa kejadian di Papua itu dipelihara, sehingga tidak pernah tuntas.
"Anggarannya jalan, kemudian bisa membuat kecemasan terus bagi kalangan pengusaha. Nah kalau pengusaha cemas kan minta perlindungan, nah minta perlindungan di situ rezeki. (KKB) Harus disikat, yang paling penting jangan dipelihara," tegasnya.
KKB Bunuh Sopir Truk di Yahukimo
Seperti diketahui, KKB Pok KKB Kodap XVI Yahukimo membunuh sopir truk bernama Abdul Muzakir (29). Para pelaku turut membakar mobil truk korban di pinggir jalan.
"Iya benar, Abdul Muzakir tewas akibat penganiayaan berat yang diduga dilakukan oleh KKB," kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto seperti dilansir detikSulsel, Kamis (1/8).
Pembunuhan itu terjadi di ruas jalan Kampung Massi, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Rabu (31/7) pukul 12.20 WIT. Heru mengatakan korban tewas dengan luka sayatan di sekujur tubuh.
AKBP Heru mengungkapkan korban, sopir CV Sarilia yang memuat kayu sensor, hendak pergi ke lokasi pengambilan kayu. Saat itu, truk korban yang ditumpangi 15 orang tiba-tiba dihadang 6 anggota KKB.
"Korban bersama saksi Nerry Omu dan 14 orang masyarakat Unaukam yang menumpang (7 perempuan dan 7 laki-laki). Belum sampai di tempat pengambilan kayu terjadi penghadangan oleh sekitar 6 orang dan salah satunya memegang senjata Api laras panjang berwarna hitam dalam posisi siap tembak ke arah truk," ungkapnya.
Karena panik, kata Hery, korban kemudian memutar balik mobilnya tapi mobil tersebut mengalami mati mesin dengan posisi melintang di bahu jalan. Selanjutnya, korban, saksi, dan penumpang melarikan diri.
"Tim gabungan tiba di TKP selanjutnya melakukan penyisiran dan menemukan korban Abdul Muzakir tergeletak bersimbah darah di ruas jalan Kampung Massi serta truk yang dikendarai korban sudah dibakar," tuturnya.