Pemberian layanan listrik oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau biasa disingkat menjadi PLN dinilai masih belum optimal.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Aimah Nurul Anam pada saat kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI dalam rangka evaluasi terhadap pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) dan ketahanan energi, di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Sabtu (03/08/2024).
Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh Asisten Deputi Kementerian BUMN Abdi Mustakim, Direktur Distribusi PT. PLN Adi Priyanto beserta jajaran dan Direktur Utama PT. Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan beserta jajaran.
Mufti membeberkan sejumlah temuan yang diperoleh dirinya. Pertama, terkait sering padamnya aliran listrik di sejumlah daerah, khususnya di Bali. Hal itu mengakibatkan para turis mengeluhkan alat elektronik mereka menjadi rusak karena sering padamnya aliran listrik, “Buka sedikit aja Tiktok di medsos, di Google, di Bali itu sering kali listrik mati itu. Bahkan, dampaknya banyak sekali turis yang datang, mereka mengeluhkan elektronik mereka rusak karena listriknya tidak stabil, nah ini kenapa bisa terjadi,” ujarnya.
Kemudian, yang kedua, permasalahan ketidakstabilan daya listrik yang dialami langsung oleh Anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P tersebut. Di mana rumah tinggal yang dia tempati berada tidak jauh dari Gedung Parlemen, yakni di daerah Senayan, Jakarta Pusat, “Kami merasakan, kebetulan rumah saya di deket kantor, di Senayan, itu sering kali listrik itu naik turun, bahkan beberapa elektronik suka rusak, usut punya usut elektroniknya rusak karena daya listriknya yang suka turun. Kami coba tanyakan PLN di wilayah tempat kami tinggal, kemudian diperbaiki dan tidak ada masalah, tapi daya mati terjadi terus menerus,”
Dan yang terakhir, Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Timur II tersebut, menyebut PT. PLN kurang dalam memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya terkait dengan kenaikan biaya tarif listrik, “Terus hari ini sedang ramai soal kenaikan tarif listrik. Kami ingin mendapat penjelasan itu, ketika kami di luar ditanya media tidak bisa jawab, sering kali PLN kalau tarif listrik sembunyi-sembunyi itu, tiba-tiba malam besok naik Pak,” jelas Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Mufti berharap agar PT. PLN lebih responsif terhadap berita-berita up to date atau terkini yang terjadi di masyarakat terkait dengan pelayanan listrik. "Harapan kami kalau ada berita-berita itu di-cover (direspon). Saya ngga tahu (PLN) punya tim untuk itu gak, sehingga menurut kami perlu dimitigasi,” tutup Mufti.