Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, memberikan apresiasi atas pencapaian selama 10 tahun terakhir di era pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam membangun konektivitas internet dari Sabang hingga Merauke. Menurutnya, saat ini pengguna internet di Indonesia telah mencapai 80 persen, yang berarti hampir seluruh penduduk memiliki hak atas akses informasi.
"Ini sesuai dengan pesan dalam pembukaan UUD 1945. Ini adalah pencapaian yang luar biasa," ungkap Meutya menanggapi Pidato Presiden Jokowi pada Sidang Tahunan MPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Jumat (16/8/2024). Ia juga menekankan bahwa pencapaian ini tidak hanya sebatas konektivitas, tetapi juga membuka peluang untuk kemajuan lain di era digital.
Ia menyebut INA Digital, sebuah platform digital yang dimiliki pemerintah, sebagai pintu masuk bagi berbagai inovasi di masa depan. “Apresiasi tinggi patut diberikan kepada pemerintah. Namun, ini baru langkah awal. Pemerintah berikutnya perlu melanjutkan pekerjaan rumah dalam menghadapi tantangan era digital,” tambah Meutya.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyampaikan rasa syukur atas perkembangan teknologi dan digitalisasi di Indonesia. Untuk pertama kalinya, lanjut Jokowi, Indonesia memiliki INA Digital sebagai layanan pemerintah yang terintegrasi secara digital, yang dirancang untuk mempercepat dan mempermudah akses masyarakat terhadap layanan publik
Jokowi juga mengungkapkan bahwa cakupan elektrifikasi dan internet di Indonesia terus meningkat. Ia mengklaim bahwa pada tahun 2024, cakupan elektrifikasi akan mencapai 99 persen, sementara cakupan internet ditargetkan mencapai 79 persen.
Menurut Jokowi, pencapaian ini akan mendukung digitalisasi UMKM dan memunculkan lebih banyak pengusaha muda berkualitas di Indonesia. “Ekosistem yang baik ini akan mendorong digitalisasi UMKM dan pengembangan startup Indonesia, sehingga akan lahir semakin banyak enterpreneur muda berkualitas di negeri ini,” jelas Jokowi.