Komisi IX Apresiasi Langkah Pemprov Kaltim Tangani DBD melalui Uji Coba Vaksin Dengue

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh memberikan apresiasi terhadap upaya Provinsi Kalimantan Timur dalam menangani kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), terutama melalui inovasi program vaksinasi dengue. Langkah ini, menurutnya, menjadi model yang menjanjikan bagi penanganan penyakit endemik di Indonesia.

Ninik, sapaan akrab Nihayatul Wafiroh, menyoroti pentingnya penanganan serius terhadap penyakit dengue, yang menjadi tantangan kesehatan tahunan di Indonesia.

“Penyakit dengue ini menjadi pekerjaan rumah yang luar biasa di Indonesia karena sifatnya tahunan dan menyebar di seluruh wilayah. Kalimantan Timur dipilih sebagai lokasi uji coba vaksin dengue bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Bio Farma, dan Takeda dari Jepang,” ungkap Nihayatul usai meninjau Rumah Sakit Nusantara di Penajam Paser Utara, Ibu Kota Nusantara (IKN), Senin (9/12/2024).

Vaksinasi dengue di Kalimantan Timur dilakukan pada anak-anak sekolah dan telah menunjukkan hasil yang signifikan.

"Program ini dianggap berhasil, bahkan negara tetangga seperti Malaysia datang ke Kalimantan Timur untuk belajar bagaimana pelaksanaan vaksin ini dilakukan," tambah Ninik.

Namun, ia juga mencatat bahwa vaksin dengue ini belum masuk ke dalam program vaksin nasional dan masih memiliki harga yang cukup tinggi, sehingga perlu diperluas ke seluruh Indonesia untuk memberikan dampak yang lebih luas.

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR, Cellica Nurrachadiana menambahkan bahwa langkah-langkah preventif dan kuratif terhadap DBD di Kalimantan Timur patut diapresiasi. "Kami melihat inovasi luar biasa, seperti pemberian ikan di kolam untuk memakan jentik-jentik nyamuk. Ini menunjukkan pendekatan menyeluruh, mulai dari mitigasi (dari mulai) hulu hingga hilir," ujar Cellica.

Cellica juga menyoroti bahwa Kalimantan Timur, sebagai lokasi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), memiliki peran strategis dalam pengendalian penyakit endemik. “Kasus DBD di IKN tahun ini mencapai sekitar 600 kasus. Oleh karena itu, tindakan seperti fogging, pemberian cairan untuk pasien, hingga ekosistem yang terintegrasi sangat penting untuk mengurangi dampak penyakit ini,” jelasnya.

Diposting 12-12-2024.

Mereka dalam berita ini...

Dr. Hj. NIHAYATUL WAFIROH, M.A.

Anggota DPR-RI 2024-2029
Jawa Timur 3

dr. Hj. CELLICA NURRACHADIANA

Anggota DPR-RI 2024-2029
Jawa Barat 7