Banjir yang melanda di Desa Karangligar, Telukjambe Barat, Karawang, kembali menjadi perhatian serius berbagai pihak. Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, menegaskan bahwa pemerintah, baik di tingkat daerah maupun pusat, harus bahu-membahu dalam menangani dampak banjir serta mencari solusi jangka panjang agar kejadian ini tidak terus berulang.
"Banjir di Karangligar ini bukan sesuatu yang baru. Ini sudah terjadi belasan, bahkan puluhan tahun. Oleh karena itu, tidak cukup hanya dengan penanganan darurat, tetapi juga harus ada solusi jangka panjang agar masyarakat tidak terus menjadi korban setiap musim hujan," ujar Saan Mustopa kepada Parlementaria di Karangligar, Karawang, Jawa Barat, minggu (9/3/2025).
Menurutnya, saat ini pemerintah daerah - mulai dari kabupaten, provinsi, hingga pusat - telah bekerja sama untuk memberikan bantuan cepat kepada masyarakat terdampak. Bantuan yang disalurkan meliputi logistik seperti makanan, kebutuhan pokok, serta layanan kesehatan.
"Banyak warga kesulitan karena listrik mati, dapur tidak bisa digunakan, dan akses terhadap kebutuhan dasar menjadi sangat terbatas. Oleh karena itu, posko-posko bantuan telah disiapkan agar kebutuhan warga bisa terpenuhi," tambah Politisi Fraksi Partai NasDem ini.
Namun, Saan Mustopa menegaskan bahwa bantuan sementara saja tidak cukup. Ia menyoroti perlunya solusi permanen untuk mengatasi banjir di Karangligar. Salah satu langkah konkret yang telah dirancang adalah pembangunan sistem pengendali banjir di pertemuan Sungai Cibeet dan Sungai Citarum, yang menjadi titik rawan penyebab banjir.
"Dua bulan lalu, saya bersama Bupati Karawang dan Kepala BBWS Citarum Jawa Barat telah mengunjungi lokasi dan merancang pembangunan pintu air sebagai pengendali banjir. Insyaallah, jika tidak ada hambatan besar, pengerjaan proyek ini bisa dimulai tahun ini," jelasnya.
Wakil rakyat dari Dapil Jawa Barat VII ini juga menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah menyiapkan lahan untuk proyek ini, sementara pembangunan akan dilakukan oleh pemerintah pusat. Jika proyek ini berjalan sesuai rencana, masyarakat Karangligar tidak perlu lagi khawatir terkena banjir setiap tahunnya.
Selain infrastruktur pengendali banjir, Saan juga menyinggung soal nasib rumah warga, terutama rumah panggung yang jumlahnya sekitar 73 unit. Menurutnya, solusi bagi rumah-rumah tersebut akan diputuskan setelah proyek pengendali banjir berhasil. Jika banjir bisa dicegah secara permanen, maka akan dipertimbangkan apakah rumah-rumah tersebut perlu direlokasi atau diperbaiki.
Ia menegaskan bahwa yang terpenting adalah memastikan komitmen dari semua pihak—baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, maupun stakeholder lainnya—untuk benar-benar menyelesaikan masalah ini.
"Yang paling penting adalah memastikan bahwa banjir tidak akan terulang lagi. Jika pemerintah bisa menjamin hal itu, masyarakat akan hidup lebih tenang dan tidak perlu khawatir kehilangan tempat tinggal atau mengalami kerugian besar setiap tahun," ungkapnya.
Sebagai penutup, Saan Mustopa berharap agar program penanganan banjir ini bisa segera berjalan dan pemerintah daerah maupun pusat memiliki komitmen yang kuat untuk menyelesaikannya. "Mudah-mudahan ada komitmen bersama agar banjir di Karangligar bisa diatasi secepat mungkin. Semakin cepat, semakin baik bagi masyarakat," pungkasnya.