Harris Turino Apresiasi BI Stabilkan Rupiah di Tengah Ketidakpastian Global

sumber berita , 15-04-2025

Anggota Komisi XI DPR RI, Harris Turino, mengapresiasi langkah cepat dan strategis yang dilakukan Bank Indonesia (BI). Hal itu, khususnya, dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan global, terutama usai libur panjang dan imbas dari kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

"Ya, kita harus jujur bahwa kita apresiasi pergerakan oleh BI. Bahwa mampu untuk menjaga pergerakan nilai rupiah, sehingga tetap ada pada range yang masuk akal ya. Yaitu saat ini di angka Rp16.700, " Ucap Harris kepada Parlementaria saat mengikuti Kunjungan Reses Komisi XI DPR di Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah, Semarang, Senin (14/4/2025).

Dia menyampaikan bahwa BI telah bergerak lebih awal sebelum pasar domestik kembali dibuka. Ketika nilai tukar rupiah sempat menyentuh angka Rp17.380 di pasar internasional, BI langsung melakukan intervensi melalui instrumen Non-Delivery Forward (NDF) di pasar luar negeri seperti Hong Kong, Singapura, dan New York. Menurut Harris, intervensi tersebut berhasil menurunkan nilai tukar rupiah ke level Rp16.900 pada hari berikutnya. Ketika pasar Jakarta kembali buka, BI kembali masuk lewat pasar spot dengan volume besar. Hasilnya, nilai tukar rupiah tetap terjaga di bawah level psikologis Rp17.000, tepatnya di angka Rp16.700. Stabilitas ini memberikan rasa aman bagi pelaku pasar modal dan saham.

"Dan ketika pasar Jakarta buka dengan volume cukup besar, BI juga masuk di pasar spot. Akibatnya adalah kita tahu mata uang rupiah terjaga di level di bawah Rp17.000. Ini yang satu angka psikologis kan. Nah ini juga memberikan kepercayaan kepada para pelaku di pasar modal, di saham," jelas Legislator yang membidangi sektor keuangan dan perbankan tersebut.

Meskipun IHSG sempat anjlok hingga minus 9,19 persen pada menit pertama pembukaan perdagangan, tetapi kondisi tersebut membaik dalam 30 menit berikutnya dan ditutup dengan koreksi yang lebih terkendali, yakni sekitar 7 persen. Harris menyebutkan bahwa langkah BI memberi kepercayaan kepada investor bahwa dampak kebijakan tarif AS terhadap Indonesia tidak akan terlalu besar.

Harris juga menekankan bahwa struktur ekonomi Indonesia yang relatif tertutup memberikan keuntungan tersendiri. Dengan volume perdagangan internasional yang hanya sekitar 39-41 persen terhadap PDB, Indonesia tidak terlalu rentan terhadap guncangan eksternal. Bandingkan dengan beberapa negara lain yang memiliki volume perdagangan terhadap PDB yang jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia, yaitu Singapura sebesar 326 persen atau Vietnam sebesar 216 persen, 

Lebih lanjut, Harris mengingatkan bahwa setelah kestabilan tercapai, BI tidak perlu terus-terusan melakukan intervensi agar nilai tukar tidak menjadi terlalu kuat.

"Ya untuk perang dagang tentu Indonesia sudah imun ya. Tapi seperti tadi saya katakan bahwa volume perdagangan Indonesia ke Amerika hanya 10 persen. Ya dibandingkan dengan (ekspor) ke China 21 persen. Nah apa sih peranan BI? Ya tentu menjaga kestabilan mata uang. Ya salah satunya lewat intervensi. Nah ketika sudah stabil di 16.700, BI tidak boleh terus-terusan intervensi. Nanti akibatnya rupiah terlalu kuat dan kita tahu dampaknya kalau rupiah terlalu kuat juga tidak bagus untuk ekspor,” pungkas Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Diposting 15-04-2025.

Dia dalam berita ini...

Dr. HARRIS TURINO, S.T., S.H., M.Si., M.M.

Anggota DPR-RI 2024-2029
Jawa Tengah 9