Negara-negara anggota BRICS didorong mempererat kerja sama di bidang perdagangan, investasi, transfer teknologi, dan keuangan sebagai strategi membangun ketahanan kolektif menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Pandangan ini disampaikan Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, dalam Forum Parlemen BRICS yang tengah berlangsung di Brasilia, Brasil, Selasa (3/6/2025).

Menurut Mardani, BRICS yang terdiri dari negara-negara berkembang memiliki potensi besar dalam memperkuat peran globalnya, terutama di tengah dinamika geopolitik dan ekonomi internasional. Ia menekankan pentingnya dukungan terhadap agenda reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan mendorong penggunaan mata uang nasional dalam perdagangan intra-BRICS sebagai upaya memperkuat ketahanan ekonomi negara anggota.

"Sebagai forum alternatif bagi negara-negara berkembang, BRICS memiliki potensi untuk menjadi pendorong penguatan kembali multilateralisme di tengah ketidakpastian global akibat maraknya kebijakan ekonomi sepihak," ujar Mardani, yang juga bertindak sebagai Ketua Delegasi BKSAP DPR RI.

Dalam sesi terpisah, Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Hussein Fadlulloh, menyoroti pentingnya investasi dan transfer teknologi untuk mendukung agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Ia menyebut, kerja sama tersebut krusial dalam menyukseskan program hilirisasi yang tengah menjadi fokus pemerintah Indonesia.

"BRICS dapat mendorong terciptanya kesempatan kerja sama investasi dan transfer teknologi antara Indonesia dan negara-negara anggota BRICS lainnya, khususnya untuk mendukung kebijakan hilirisasi pemerintah," kata Hussein, politisi muda dari Partai Gerindra.

Delegasi BKSAP DPR RI yang dipimpin Mardani Ali Sera turut menghadiri Forum Parlemen BRICS yang digelar di bawah kepemimpinan Parlemen Brasil. Forum ini berlangsung di Brazilia, Brasil, pada 3 hingga 5 Juni 2025 dan menjadi ruang dialog antar-parlemen negara anggota BRICS guna membahas peran strategis kerja sama di tengah perubahan global.