Keimanan seseorang harus memenuhi tiga unsur. Diyakini dalam hati, diucapkan melalui perkataan, dan dimanifestasikan dalam perilaku sehari-hari.
Itulah yang tercermin dari perilaku Yoyoh Yusroh, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang meninggal dalam kecelakaan di Tol Palikanci, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu dinihari (21/5). Yoyoh membuktikan, keimanan bukan sekedar ritual dan tampilan. Iman harus direaliasasikan dalam kehidupan politik dan diperjuangkan di ruang publik.
"Bu Yoyoh mengajarkan pada kita, keimanan harus berwujud pada kerja melawan pemiskinan dan pembodohan, oleh siapapun," kata politisi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Minggu, 22/5).
Sebagai anggota Komisi IX yang menangani tenaga kerja Indonesia (TKI), Rieke terkesan dengan sosok Yoyoh. Sepulang dari pemulangan TKI di Saudi, Yoyoh berpesan agar TKI yang terlantar di Yordan, Kuwait, dan Syiria juga harus diperhatikan. Amanat yang harus ditunaikan oleh seluruh pemangku kebijakan di negeri ini untuk melindungi segenap warga negara.
Rieke bersaksi, selain politisi idealis dan gigih memperjuangkan kepentingan rakyat, Yoyoh bisa menentramkan suasana hati orang yang menemuinya. Salah satu kharisma Yoyoh terbit dari pesona senyum manisnya yang ditebar kepada siapapun.