Kepala Dinas Pariwisata Bukittinggi dicecar DPRD Bukittinggi terkait banyaknya surat masyarakat yang masuk mengkritisi kinerja instansi yang dipimpinnya.
“Jika sudah tidak sanggup lagi untuk menjadi pimpinan lebih baik angkat bendera putih saja. Kalau memang sudah bosan bertugas di Bukittinggi, ya, pindah saja, jangan hancurkan Bukittinggi,” ujar Wakil Ketua DPRD Bukittinggi Jusra Adek, ketika dengar pendapat antara DPRD Bukittinggi dengan Dinas Pariwisata Bukittinggi, Senin (25/4).
Kata Jusra Adek, selama ini sudah cukup kompleks persoalan di Dinas Pariwisata. Tidak saja soal “merental” mahasiswa ISI Padang Panjang mewakili Bukittinggi ke Malaysia, tapi soal kematian hewan di kebun binatang juga telah menghebohkan sekaligus memilukan. “Kalau tidak mengadu para pelaku seni Bukittinggi ke DPRD dan tidak diberitakan di koran, kami anggota dewan ini tidak akan tahu,” kata Adek.
Snggota DPRDlainnya, Uneva Haryanto, mengatakan, jika memang tidak bisa mengurus pariwisata Bukittinggi, silakan saja mundur.
“Saya terenyuh mendengar kondisi pariwisata Bukittinggi saat ini, buruk dan jelek sekali,” tegasnya.
Senada, Asrida, politisi Demokrat, juga ikut merasa sangat malu dan menyayangkan soal pariwisata Bukittinggi saat ini. “Berbondong orang datang ke kebun binatang tetapi kenapa kita tidak bisa memberi makannya. Besar dana yang dianggarkan, tapi binatangnya kurus,” katanya.
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Pariwisata Juni Amri yang dicecar, meminta maaf kepada semua anggota dewan terkait apa yang terjadi pada pariwisata Bukittinggi.
“Saya terlalu percaya kepada anggota saya, sehingga saya tidak mencek ke lapangan. Inilah akibatnya, saya mohon maaf,” tuturnya sportif mengakui berbagai kelemahannya selama menjadi orang nomor satu di SKPD Pariwisata itu.(h/jon)