Seringnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyelipkan istilah asing dalam pidato atau percakapannya, disoroti anggota Komisi X DPR TB Dedi S Gumelar.
"Presiden kita sering menggunakan istilah asing yang diselipkan dalam pidatonya atau percakapannya yang sesungguhnya padanan katanya sangat mudah atau ada. Itu kalau 'jokes'-nya merupakan bentuk ketidakpercayaan diri. Sebab Perdana Menteri Inggris tidak pernah menyelipkan istilah bahasa Indonesia dalam pidato bahasa Inggrisnya. Artinya dia percaya diri dengan bahasanya," ujar Dedi kepada Jurnalparlemen.com, Kamis (26/5).
Lebih lanjut Dedi menyatakan ingin menanamkan kepada masyarakat Indonesia, bahwa persepsi intelektual bukanlah dari banyaknya bahasa asing yang diselipkan. Karena itu, meski seseorang mampu berbicara atau membaca buku berbahasa asing, tidak lantas menggunakan atau menyelipkan bahasa asing jika ada padanannya. Kecuali, jika istilah tersebut sudah menjadi bahasa serapan di bahasa Indonesia.
Anggota Dewan dari Fraksi PDIP ini menyayangkan bahwa untuk tingkat bahasa percakapan saja masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak bisa menggunakan tata bahasa dengan baik.
"Ini belum masuk ke wilayah yang sifatnya kesusastraan, yaitu bagaimana bahasa Indonesia digunakan sebagai alat untuk mencapai sebuah keindahan dari susastra. Sesuai maknanya, susastra ialah sesuatu yang bagus dan indah. Seperti puisi sebagai alat untuk mengungkapkan isi hati, keindahan, dan sebagainya. Itu kan tingkat penggunaan bahasa Indonesia yang baik," pungkas anggota DPR Dapil Banten I ini.