Komisi II DPRD Cianjur segera mengundang pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) PT Chunur Campani di Kecamatan Karangtengah, Hiswana Migas, dan sejumlah pihak lainnya. Ini terkait, penemuaan tabung gas yang diduga palsu karena tidak memiliki merk bersertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang tertera di tubuh tabung di SPBE Karangtengah.
Saat sidak oleh Disperindag, ditemukan tabung gas palsu dan rusak. Adanya hal itu, kami tindak lanjutinya dengan cara mengundang berbagai pihak untuk menjelaskan hal tersebut, kata Ketua Komisi II, DPRD Cianjur, Dian Nuryati, kepada Radar Cianjur, kemarin. Menurutnya, masalah tabung gas jangan pernah main-main. Sebab, tabung gas tersebut menyangkut keselamatan para konsumen. Dalam arti, jika tabung gas palsu dan rusak, maka kemungkinan besar terjadi insiden yang membahayakan keselamatan warga. Karena itu, harus benar-benar tegas dalam hal ini, sebab sudah menyangkut kepada keselamatan, ujarnya.
Dia menjelaskan, pihak Eksekutif harus bisa memperketat terhadap pengawasan Perusahaan SPBE yang ada di Cianjur. Alasannya, perusahaan itu setiap hari menyalurkan tabung gas ke masyarakat Kab. Cianjur. Eksekutif juga harus memberikan peringatan kepada Pemilik SPBE yang telah merugikan masyarakat, tuturnya.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Pemkab Cianjur Tuti Mulyaningsih, menandaskan, setelah melakukan sidak di SPBE PT Chunur Campani di Kecamatan Karangtengah, ditemukan ada tabung gas palsu. Pihaknya juga sudah mengmbil sample dan meminta agar penanggung jawab SPBE membuat berita acaranya. “Kami juga meminta tabung yang tidak memiliki logo SNI untuk tidak diedarkan terlebih dahulu. Sebab, bisa membahayakan bagi para penggunannya, imbuhnya.
Di tempat terpisah, Penanggung Jawab SPBE PT Chunur Company, Arman ketika dikonfirmasi, mengaku belum mengetahui jumlah tabung yang tidak memakai logo SNI. Sebab, tabung yang tidak memakai logo SNI berada ditumpukan tabung yang belum digunakan. "Tabung gas ini kiriman dari Pertamina, stok semuanya mencapai 1.521 tabung volume tiga kilogram. Nanti kami akan mensortir dulu, yang tidak ada logo SNI akan kami pisahkan. Selanjutnya kami minta penggantinya," pungkasnya.