Deflasi yang terjadi pada bulan April dan kemungkinan Mei 2011 ini merupakan gejala biasa sebelum memasuki trend inflasi karena tahun ajaran baru dan lebaran.
Menurut Wakil Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Harry Azhar Azis, sikklus itu sudah biasa terjadi setiap tahun. Pada awal tahun terjadi panen raya seperti halnya, beras yang terjadi diberbagai daerah di Indonesia dan juga impor beras dari luar negeri, sedangkan permintaan (demand) kebutuhan bahan pokok masyarakat berkurang.
"suplay dari para petani yang sedang panen dan juga import beras hal ini yang mendorong terjadinya deflasi pada dua bulan ini," jelasnya kepada INILAH.COM, Rabu (1/6).
Harry menegaskan, bahwa deflasi yang terjadi pada bulan April dan kemungkinan Mei 2011 ini tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional, dikarenakan permintaan akan kebutuhan pokok akan meningkat pada ajaran tahun baru sekolah, jelang puasa dan menjelang lebaran. "Hal ini akan berbalik arah akan terjadi inflasi yang meningkat," tegasnya.
Pada bulan April 2011 Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan deflasi sebesar 0,31% dan Bank Indonesia (BI) memprediksi pada bulan Mei 2011 deflasi turun sekitar 0,29%. Meskipun ada pihak yang memprediksikan terjadi inflasi walaupun kecil di bawah 0,5%.