Metode Pengajaran Pancasila Harus Lebih Modern

sumber berita , 13-06-2011

Agar lebih mengena dan mencapai tujuan, metode pengajaran pendidikan Pancasila harus lebih modern dan menarik. Hal itu dikatakan anggota Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian.

Menurut Hetifah, penjabaran ideologi Pancasila memang harus dilakukan melalui pendidikan sehari-hari. Pendidikan sebagai media penyampaian bisa berbentuk pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Dalam pendidikan formal, pendidikan Pancasila disampaikan melalui kurikulum di sekolah. Untuk keberhasilannya, disepakati bahwa pendidikan Pancasila akan langsung ditangani oleh pusat.

"Jadi hal-hal yang menyangkut nilai-nilai itu akan menjadi tanggung jawab pusat. Tentunya itu akan dijabarkan dalam bentuk apa yang diajarkan. Cara mengajarkannya pun harus diupayakan lebih modern dan menarik, sehingga membuat anak-anak semangat atau tertarik untuk mempelajarinya. Jadi bukan hanya menghapalkan sila-sila, tapi mereka tahu bagaimana relevansi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari-hari," urai Hetifah kepada Jurnalparlemen.com, Minggu (12/6).

Sementara, melalui pendidikan non formal bisa disampaikan oleh keluarga ataupun lingkungan. Dalam keluarga, orang tua bisa mengajarkan hal-hal seperti prinsip ke-Tuhanan Yang Maha Esa, prinsip kesatuan, plurarisme, toleransi, tolong menolong, hingga lagu-lagu kebangsaan yang menimbulkan rasa patriotisme pada anak-anak.

Di lingkungan, pendidikan Pancasila bisa diperoleh melalui organisasi-organisasi kepemudaan, organisasi massa, organisasi wanita, termasuk juga organisasi seperti partai politik.

"Kelompok-kelompok itu juga harus menyelami Pancasila. Jadi bukan hanya pendidikan resmi di SD, SMP, dan SMA. Bahkan pendidikan tinggi juga seharusnya ikut memprioritaskan. Itu sudah menjadi bagian dari pendidikan karakter bangsa," tutur politisi Partai Golkar ini.

Diposting 13-06-2011.

Dia dalam berita ini...

Hetifah

Anggota DPR-RI 2009-2014 Kalimantan Timur
Partai: Golkar