Komisi III DPRD Bali menunda memberikan rekomendasi atas permohonan 14 gajah kebun binatang Bali Zoo Park. Pasalnya, tak ada kajian tentang daya dukung Bali terhadap populasi gajah serta tak adanya pemberitahuan mengenai izin prinsip atas gajah yang dimohon ke Menteri Kehutanan tersebut.
Hal itu disampaikan Sekretaris Komisi III DPRD Bali IGN Suryanta Putra usai dengar pendapat dengan Kepala Badan Lingkungan Hidup Bali Ir. A.A. Alit Sastrawan, Kadis Kehutanan Bali IGN Wiranata serta Kepala Balai Sumber Daya Alam Bali, Selasa (14/6) kemarin. Selain itu, gajah yang dimohon tak memiliki asuransi yang jelas sehingga tak ada kejelasan nasib gajah itu ke depan setelah tak produktif.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Bali Sastrawan mengakui saat ini Bali belum memiliki daya dukung berapa sebenarnya kapasitas gajah. ''Memang soal daya dukung ini sering diucapkan tetapi sangat sulit dilaksanakan,'' katanya. Namun, dalam kaitan penangkaran gajah yang mesti dilihat cara penanganan dan respons masyarakat sekitarnya. Dia melihat respons masyarakat positif. Sebab, para pemilik kebun binatang tak mungkin bisa menekan masyarakat karena mereka membutuhkan penyiapan makanan -- pelepah kelapa -- dari masyarakat. Selain itu, belum ada keluhan terhadap kebutuhan daun kelapa untuk upacara terganggu gara-gara gajah. Pasalnya, pelepah yang dipakai hanya di bagian bawahnya sedangkan untuk upacara daun kelapa muda.
Kepala KSDA Bali Sitorus menyatakan, untuk penangkaran gajah di kebun binatang tak perlu kajian daya dukung. Berbeda kalau gajah itu dilepasliarkan, perlu diperhatikan daya dukung wilayah. Dalam kaitan ini yang penting dikedepankan teknis penanganan di kebun binatang tersebut. ''Kalau teknis penanganannya kurang baik, berapa pun dikasi gajah akan mengganggu lingkungan sekitarnya,'' katanya. Atas dasar itu, pihak Dewan sepakat segera meninjau cara perawatan gajah di kebun binatang tersebut.
Sementara itu, Kadishut Bali Wiranata menyatakan berdasarkan data Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia bahwa Bali setiap tahunnya mampu menyiapkan 10 juta ton bahan makanan ternak khususnya sapi. Jumlah makanan ternak sebanyak itu mampu memenuhi kebutuhan sapi 834.212 ekor. Sedangkan populasi sapi di Bali saat ini 633.789 ekor. Ratio makan sapi dan gajah 3:1. Jadi populasi sapi itu masih bisa dimaksimalkan sekitar 200.000 ekor. Jika dibandingkan populasi gajah saat ini 93 ekor, kebutuhan bahan pakan ternak masih mencukupi.