Pasca ancaman mogok dari perawat dan dokter, Selasa (21/9), reaksi masyarakat terhadap kinerja perawat terus bermunculan. Ketidakpuasaan masyarakat terhadap kinerja perawat selama ini diungkapkan. "Om, coba om jalan-jalan ke ruangan di rumah sakit. Para perawat sibuk mengobrol. Kalau soal gaji dan uang jaga malam dituntut, pelayanan asalasalan. Bila perlu kalau kerja tidak betul, gaji dan uangnya tidak usah diberi. Kalau banyak protes, dipecat saja," ungkap Nia kepada Bangka Pos Group, Rabu (22/9).
Ketua Komisi A DPRD Basel, Andi Utama, kepada Bangka Pos Group, Rabu (22/9) menjelaskan bahwa pihaknya sudah memanggil pimpinan RSUD, Rabu (22/9) untuk meminta penjelasan terkait ancaman mogok para perawat. Andi menambahkan bahwa pihaknya juga menyampaikan keluhan dari masyarakat terkait kinerja para petugas kesehatan di RSUD Toboali yang terkesan asalasalan. "Kita sudah memberikan teguran dan pengawasan agar pihak rumah sakit memperbaiki kinerja pelayanan.
Jangan sampai rakyat dikorbankan. Petugas kesehatan boleh menuntut hak tetapi harus diimbangi dengan kewajiban melaksanakan tugas pelayanan," ungkap Andi Utama. Direktur RSUD Toboali, Sardiyono, kepada Bangka Pos Group, mengakui bahwa kinerja dan disiplin kerja petugas kesehatan selama ini masih menjadi sorotan masyarakat.
Akan tetapi pihaknya terus memotivasi dan memberikan teguran agar semua petugas kesehatan dapatn meningkatkan kinerja. Sardiyono menjelaskan bahwa pelayanan di rumah sakit dibantu oleh sekitar 157 CPNS/PNS dan 150an honorer di semua bagian pelayanan rumah sakit.