Kabar yang menyebutkan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani diduga terlibat dalam megaskandal korupsi bantuan Bank Dunia untuk Indonesia belum diketahui oleh anggota Komisi III lainya. Pernyataan itu perlu dikonfirmasi kepada Bambang Soesatyo sebagai pihak yang melontarkannya.
"Wah, saya belum mengetahui soal itu. Dari mana kabar itu," kata anggota Komisi III DPR Muhammad Nasir Djamil, Senin (24/5).
Politisi PKS ini tidak membantah bila ada dugaan tindak pidana korupsi dalam program bantuan dari Bank Dunia untuk Indonesia itu. Hal itu dikatakannya berdasarkan pengalamannya sebagai anggota dewan dalam mengawasai daerah pemilihannya Nangroe Aceh Darussalam.
"Dulu memang ada dugaan korupsi bantuan Bank Dunia dalam penanganan bencana di Aceh. Tetapi, saya tidak tahu Sri Mulyani terlibat di dalamnya atau tidak," ucap anggota Fraksi PKS ini.
Nasir Djamil menduga keterlibatan Sri Mulyani seperti yang dimaksudkan Bambang mungkin lebih ditujukan pada saat sebelum menjabat sebagai menteri di kabinet. "Dia pernah menjadi direktur IMF. Mungkin saat itu, dia bermainnya," kata dia.
Menurut dia, hingga saat ini, belum ada pihak yang melaporkan informasi tersebutkepada Panitia Kerja Pengawasan Komisi III DPR. "Belum ada pembahasan. Jika pun nanti benar ada megaskandal itu, tentu akan kita panggil Sri Mulyani dan dilihat terlebih dahulu dananya untuk apa? Jenis dana itu apa apakah utang, hibah dan lain-lain pun kita belum tahu," ujarnya.
Di sejumlah media, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo, menyebutkan Sri Mulyani diduga terlibat skandal korupsi bantuan Bank Dunia saat menjabat Menteri Keuangan di Kabinet Indonesia Bersatu. "Masih akan terus didalami (indikasi korupsinya). Semua proyek tersebut dibiayai oleh Bank Dunia dan masih berjalan," tulis Bambang.
Bambang juga mengatakan wajar bila muncul kecurigaan terhadap pendanaan program tersebut oleh Bank Dunia karena melihat nilainya yang begitu bombastis. "Proyek itu dinilai sangat mahal dan tidak masuk akal, sampai triliunan begitu," imbuh dia