Persiba Bantul mendapatkan suntikan dana segar. Setelah melalui mekanisme rapat paripurna (rapur) yang alot, pemkab dan DPRD menyepakti untuk memberikan dana Rp4,5 miliar ke Persiba.
Penentuan pemberian dana hibah melalui Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bantul ini dilakukan melalui voting. Dari 44 anggota Dewan yang hadir,sebanyak 32 anggota Dewan yang menyetujui anggaran tersebut. Sedangkan 12 anggota lainnya tidak setuju anggaran tersebut.” Jadi keputusannya tetap memberikan dana untuk Persiba melalui KONI,” terang Ketua DPRD Bantul Tustiyani kemarin.
Lontaran keras penolakan anggaran untuk Persiba sempat disampaikan oleh Fraksi PKS. Melalui juru bicaranya Agus Efendy, FPKS menilai anggaran untuk Persiba tersebut tidak proporsional dengan anggaran yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. ”Masih banyak warga Bantul yang kurang mampu belum tertangani oleh seluruh jaminan kesehatan, pendidikan, serta perumahan yang tidak layak.
Hal itu membuktikan bahwa anggaran untuk kesejahteraan belum menyentuh semua warga,” sindirnya. Agenda sidang kemarin juga disaksikan puluhan suporter Persiba yang tergabung dalam Paserbumi. Mereka menyambut keputusan DPRD dan pemkab dengan yel-yel sehingga suasananya menjadi ramai. Mereka terlihat sangat gembira dengan kepastian anggaran untuk klub sepak bola kebanggaan warga Bantul ini.
”Kami sangat gembira dengan keputusan ini. Ini menjadi angin segar untuk klub kebanggaan kami,” ungkap Divisi Kesejahteran Rakyat Paserbumi, Samekto. Selain PKS, sebelumnya beberapa LSM di Bantul juga menolak anggaran untuk Persiba sebesar Rp4,5 miliar ini. Beberapa LSM yang menyatakan penolakannya adalah Masyarakat Transparansi Bantul (MTB),Gerakan Bersama Masyarakat Anti Korupsi (Gebrak), serta Bantul Corruption Watch (BCW).
Mereka beranggapan pemberian dana untuk Persiba ini termasuk dalam pemborosan anggaran. Sementara itu, Komisaris Utama PT Perserikatan Sepak Bola Indonesia Bantul Idham Samawi menyatakan, ada empat perusahaan yang berminat mendanai Persiba. Perusa-haan tersebut masing-masing bergerak di bidang elektronik, konstruksi, dan perbankan.
Sementara satu perusahaan lain merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).Akan tetapi, Idham masih enggan menyebut nama-nama perusahaan yang dimaksud. ”Seusai kompetisi Divisi Utama berakhir, kami langsung bergerak. Sejumlah perusahaan kami dekati dan hasilnya ada empat perusahaan yang sudah menyatakan kesiapannya berpartisipasi di Persiba Bantul,” kata Idham.
Sebenarnya Idham menargetkan mampu menggandeng satu perusahaan untuk menjadi sponsor tunggal. Perusahaan yang menjadi sponsor tunggal Persiba harus mengeluarkan dana minimal Rp8 miliar. Namun, proposal tersebut dirasa masih terlalu berat bagi perusahaan. Hingga akhirnya muncul empat perusahaan ini sehingga angka Rp8 miliar bisa tanggung bersama-sama.
Nantinya, status empat perusahaan ini sebagai sponsor utama.Idham mengungkapkan, dalam satu musim Persiba membutuhkan dana sekitar Rp14 miliar. Dari jumlah tersebut,Rp6 miliar diharapkan bisa datang dari subsidi Liga Indonesia sebesar Rp2 miliar, efisiensi pembelian pemain asing Rp2 miliar, dan penjualan tiket Rp 6 miliar.
Jika enam miliar ini sudah mampu terpenuhi, kekurangan Rp8 miliar bisa didatangkan dari perusahaan yang sudah menyatakan siap menjadi sponsor Persiba. Sementara itu, proses pendirian PT Perserikatan Sepak Bola Indonesia Bantul terus berjalan.Kemarin berkas pendirian telah didaftarkan ke notaris. Setelah itu berkas ini akan dibawa ke Kemenkumham guna mendapatkan legalitas sebagai badan hukum.