Nurely Yudha Sinaningrum, tenaga ahli anggota DPR Itet Tridjajati Sumarijanto, menolak anggapan politisi PDIP tersebut bahwa dirinya berkinerja buruk. Karena itu, dia menolak jika alasan tersebut yang dijadikan dasar dalam pemecatan dirinya.
"Kalau soal kinerja, saya tidak bisa bikin surat dan sebagainya, dari sudut pandang mana. Saya bekerja di NGO asing selama tujuh tahun tapi tidak pernah mengalami ada orang bilang saya tidak bisa bikin surat dan sebagainya," ujar wanita yang biasa disapa Naning ini dalam keterangan pers di Ruang Wartawan Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (19/8).
Dia berpendapat, alasan pemecatan terhadap dirinya lebih kepada faktor kehamilan dirinya yang dinilai sudah tidak menjalankan tugasnya secara efektif. Padahal, menurutnya, hamil sudah kodrat wanita. "Kita bekerja pun seperti pembantu rumah tangga, tidak ada kontrak kerja, tidak ada job desk," ujarnya.
Karena itu, dia meminta Badan Kehormatan (BK) DPR untuk memproses Itet yang merupakan anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP). Menurutnya, Itet tidak menghargai hak reproduksi perempuan. "
Saya akan bekerja sekuat tenaga untuk mendorong persoalan ini diselesaikan tingkat BK DPR. Saya juga akan ke Komnas Perempuan," tegasnya.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan olehnya, pemecatan tersebut berawal dari upaya dirinya untuk mengajukan cuti hamil dan melahirkan. Namun, jawaban yang diterimanya malah disodorkan surat pernyataan pengunduran diri. "Sesuai Undang-undang Ketenagakerjaan No 13 tahun 2003 pasal 82 ayat 1, justru saya berhak mendapat cuti tiga bulan dibayar penuh," pungkasnya
