Siapa Caleg 2024 untuk DPR-RI/ DPD-RI/ DPRD Prov. dan DPRD Kab./Kota-mu? Cek di sini...

Berita Anggota Parlemen

Soal Beda 1 Syawal, Kiemas Berharap Ini Terakhir

Apa pendapat Ketua MPR Taufiq Kiemas soal perbedaan penetapan 1 Syawal 1432 Hijriah yang memicu sejumlah polemik?  Sebenarnya, kata suami mantan Presiden Megawati Soekarnoputri ini, perbedaan itu menunjukkan bangsa Indonesia memang sangat plural.


"Enggak ada masalah. Ini tandanya Indonesia plural" kata Taufiq Kiemas di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Menteng Jakarta Pusat, Rabu 31 Agustus 2011. "Kita harus bangga dengan perbedaan"


Meski begitu, Taufiq berharap, perbedaan penetapan yang terjadi kali ini adalah yang terakhir dan tidak terjadi lagi di tahun mendatang. Soalnya, " Kasihan rakyatnya kalau terus-terusan begini" kata Taufiq. "Harusnya ini bisa dibahas lebih dulu"


Menurut Taufiq, seharusnya soal penetapan hari raya tidak ditulsi terlebih dulu di kalender jika kemudian akhirnya jadi perdebatan. "Dikira-kira saja dulu" ujarnya. " Lalu seminggu sebelum itu sama-sama dirundingkan" 


Menteri Agama Suryadharma Ali sendiri menolak jika keputusan pemerintah menetapkan Idul Fitri jatuh pada Rabu 31 Agustus adalah keputusan otoriter. Suryadharma beralasan, putusanh itu adalah hasil musyawarah.  "Otoriter yang bagaimana? Itu kan ada 12 pembicara di sidang isbath. Sebelas setuju hari Rabu, satu saja yang Selasa. Bagaimana disebut otoriter," kata Suryadharma di Jakarta, Rabu 31 Agustus 2011.

Menurut Suryadharma, semua pihak seharusnya mau menerima hasil musyawarah penentuan waktu Idul Fitri, seperti yang berlangsung pada sidang isbat lalu. "Termasuk Muhamadiyah juga harus mau berbagi" kata Suryadharma. " Jadi dia tidak berada pada posisi sekarang. Harus mau bermusyawarah. Mencari titik temu kriteria mana yang dipakai,"

Muhammadiyah, kata Suryadharma selalu diundang musyawarah dalam penentuan 1 Syawal bersama organisasi lainnya. "Nggak ada yang ditinggalkan. Nggak benar itu kalau dibilng ada yang ditinggalkan," tegasnya.

Diposting 05-09-2011.