Sekitar 50 persen anak yang ditampung di rumah tahanan Jambi terlibat kasus tindak asusila. Survei di lapangan benar-benar terbukti bahwa kebanyakan anak-anak di bawah umur sudah mengakses video porno.
"Ternyata di rumah tahanan anak dari jumlah 35 orang hampir 50% terlibat masalah tindakan asusila, sisanya pencurian," kata anggota Komisi VIII Nurhasan Zaidi, di Jakarta, Rabu (23/6).
Menurutnya, setelah dilakukan pemantauan di rutan, secara umum pembinaannya cukup baik walaupun ketika dicek di tiap kamar masih terlihat terpasang gambar artis dan gambar-gambar berbau porno dalam ruang tahannya."Saya minta untuk disobek. Karena ini faktor visualisasi pada memori anak, bisa mempengaruhi anak dewasa sebelum waktunya," ujarnya.
Nurhasan menyatakan, walaupun secara fisik sarananya cukup memadai, namun dari segi operasional masih agak kurang terutama untuk pembinaan lain yang sifatnya terkait biaya pendidikan.
Mengenai meningkatnya jumlah konsumsi video porno di kalangan anak-anak, politisi PKS ini mengatakan, hal ini diantisipasi dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan anak, kualitas pembinaan dan penambahan anggaran pendidikan.
"Antisipasi, kualitas SDM pendidik perlu ditingkatkan karena efek globalisasi jadinya agak susah. Anak ini jangan diberikan celah untuk menganggur atau aktivitas negatif lainnya," ujar Nurhasan.
"Makanya anggaran pendidikan itu harus ditambah, juga menekan peredaran video porno yang dijual murah di pinggir jalan," kata Nurhasan