Partai Demokrat nampaknya menjadi kumpulan orang-orang bermasalah. Itu terlihat dari pengurus DPP periode 2010-2015 yang diisi orang yang bermasalah hukum, orang lompat pagar, dan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Djufri yang berstatus hukum tersangka yang kini anggota Komisi II DPR menjabat Ketua Departemen Dalam Negeri DPP Partai Demokrat. Mantan Wali Kota Bukit Tinggi, itu tersangkut kasus dugaan korupsi pembangunan gedung DPRD setempat senilai Rp1,2 miliar. Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Jhonny Allen Marbun yang disebut-sebut terlibat kasus suap pembangunan pelabuhan dan dermaga di Indonesia Timur menambah orang bermasalah di tubuh Demokrat.
Orang-orang bermasalah moral politik seperti politikus lompat pagar M Fakhrudin juga menghuni Partai Demokrat. Fakhrudin yang dulu menjabat Wakil Ketua Lembaga Litbang DPP PPP kini menjabat Sekretaris Departemen Politik dan Keamanan DPP Partai Demokrat.
Masuknya anggota KPU Andi Nurpati menjadi Ketua Divisi Komunikasi Politik DPP Partai Demokrat mengindikasikan bahwa Partai Demokrat turut membuat KPU tak mandiri.
Wakil Sekjen DPP PPP Romahurmuziy mengatakan perlu mengklarifikasi sejak kapan status partisan Andi Nurpati berdasarkan kartu tanda anggota (KTA) Partai Demokrat. Jika status partisan itu sebelum penyelenggaraan Pemilu 2009, maka hal tersebut sangat disayangkan karena berarti pemilu dijalankan dengan semangat partisan, tegasnya.
Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika Ruhut Poltak Sitompul menganggap enteng seluruh tudingan bahwa Partai Demokrat kumpulan orang bermasalah. Tudingan kalangan parpol mengatakan Demokrat kumpulan bermasalah, itu karena mereka iri hati. Seperti pepatah, semut di seberang lautan dilihat, tapi gajah di pelupuk mata tak dilihat, ujar Ruhut ketika dihubungi di Jakarta, Ranu (23/6).
Ruhut menyesalkan orang-orang parpol yang berkicau mengatakan Demokrat kumpulan orang bermasalah hukum. Coba lihat anggota DPR PPP Izzul Islam sudah divonis, 19 politikus PDIP terkait kasus Miranda, dan politikus Partai Golkar sudah banyak tersangka, tetap saja berkuasa. Kalau soal hukum, kita harus menganut paraduga tak bersalah, ujarnya.
Ruhut malah menuding pihak-pihak yang menyoroti Demokrat hanya karena didasari kecemburuan dan telmi (telat mikir). Mereka kalah start
untuk persiapan Pemilu 2014. Termasuk mereka gerah anggota KPU Andi Nurpati masuk ke Demokrat, tatangnya. (Ken/OL-8)
