Wacana pembangunan rumah aspirasi yang kembali digulirkan Ketua DPR Marzuki Alie dipertanyakan Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Refrizal . "Tidak ada (rumah aspirasi). Pengertian rumah aspirasi itu, bukan bentuk bangunan rumah. Bisa apa saja, bisa gedung DPRD juga ," jelasnya kepada Jurnalparlemen.com, Jumat (7/10).
Menurut anggota Fraksi PKS ini, pengertian rumah aspirasi itu adalah tempat masyarakat bisa menyampaikan aspirasinya. Tempatnya pun tak harus di setiap daerah seperti yang diinginkan Marzuki Alie.
Sebelumnya, Marzuki mengusulkan pembentukan rumah aspirasi di tiap daerah pemilihan. Rumah aspirasi dewan di daerah ini sekaligus untuk mengatasi maraknya calo yang sering berkeliaran di lobi Gedung Nusantara di Kompleks Parlemen. "Ke depan, tidak ada lagi dan tidak boleh ada calo dan broker yang berkeliaran di gedung DPR ini. Karena urusan yang menyangkut daerah sudah diselesaikan di tingkat daerah, kan gitu," ujar Marzuki.
Rumah aspirasi, lanjut Marzuki, tidak perlu dibuat mewah dan tidak harus dibangun dari awal. Namun bisa memanfaatkan gedung atau lahan pemda yang ada. "Yang penting cukup untuk menampung sekitar 50 orang untuk keperluan rapat, antara masyarakat konstituen dengan anggota dewan yang ada," terang Marzuki.
Dan yang terpenting, kata Marzuki, rumah aspirasi itu dibentuk dengan tujuan untuk menyatukan anggota dewan itu sendiri. Sebab, setelah seseorang itu terpilih menjadi anggota dewan, mereka tidak lagi milik partai yang mengusungnya, tetapi sudah menjadi milik masyarakat.
"Anggota dewan benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat yang diwakilinya, bukan lagi partainya. Karena itu rumah aspirasi itu untuk menyatukan angggota dewan yang terpilih di suatu daerah tersebut untuk menyatukan semangatnya dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat yang diwakili. Tidak lagi membawa partai politiknya," pungkasnya.