DPRD Kabupaten Semarang berpendapat perlu ada kesepakatan ulang antara P2T Kabupaten Semarang, Tim Pembebasan Tanah (TPT), Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang terkait relokasi SD Kandangan 02-04.
Kesepakatan tersebut dimaksudkan untuk memberi kepastian relokasi sekolah. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi D DPRD Said Riswanto ketika meninjau dua sekolah dasar ini. Pihaknya akan mengundang pihak terkait untuk memastikan relokasi. ”Pekan depan kita dijadwalkan DPRD mengundang TPT, P2T, Dinas Pendidikan, dan pihak sekolah. Kita akan minta ketegasan TPT, kendalanya apa. Tanah sudah ada dan yang jual sudah boleh tapi kok prosesnya tidak cepat,” ungkap Said kemarin.
Seperti diketahui, sebelumnya sudah ada kesepakatan antara pihak sekolah, P2T, PT Waskita Karya selaku pelaksana proyek tol, Komisi D DPRD, Dinas Pendidikan, dan Dewan Pendidikan terkait batasan radius 500 meter proyek tol dari sekolah. Dalam perjanjian, juga disepakati pelaksana proyek harus menyiram air di sekitar sekolah. ”Katanya sudah ada kesepakatan kegiatan proyek dalam radius 500 meter.Tapi kok di samping sekolah dibangun base camp PT Waskita Karya,” kata anggota Fraksi PAN ini.
Dia mengingatkan TPT agar menginventarisasi satu-dua tahun sebelum lahan dibebaskan. Khususnya menyangkut fasilitas publik seperti sekolah, tempat ibadah, dan sarana kesehatan. Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bambang Kusriyanto meminta gubernur secepatnya menginstruksikan TPT untuk merelokasi sekolah. ”Kalau gubernur minta pekerjaan tol tepat waktu, masalah nonteknis seperti ini juga harus secepatnya ditangani,” tandasnya.
Kepala SD Kandangan 04 Titik Kusmiyati mengatakan, sebenarnya sudah ada lahan seluas 1.600 meter persegi di sebelah timur tol di Dusun Geneng Desa Kandangan yang siap dilepas pemiliknya untuk relokasi sekolah. Adapun SD Kandangan 02 telah disiapkan lahan 1.900 meter persegi di sebelah barat tol. ”Soal relokasi bukan kewenangan kami. Tapi yang jelas pemilik tanah sudah siap melepas lahannya,” paparnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih mengaku sudah lama mendesak TPT merelokasi dua SD itu. Sayangnya belum ada respons. Pihaknya khawatir kegiatan belajar mengajar bisa terganggu. ”Padahal sekitar Mei sudah memasuki ujian nasional,” ujarnya.