Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah menyesalkan belum berfungsinya gudang beras, yang dibangun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Beras kiriman dari Bulog Jateng untuk bantuan masyarakat, ternyata tidak pernah masuk ke gudang.
Ketua Komisi B DPRD Jateng, Moch Wasiman, Selasa (15/11/2011) mengemukakan, kalau gudang beras itu selalu kosong sebaiknya diisi beras produksi petani lokal saja. Kalau perlu, petani di Karimunjawa dikirimi alat penggilingan padi mini. Itu tugas Perum Bulog wilayah Jateng untuk mengirim alat penggilingan padi mini.
"Gudang beras itu mestinya untuk menyimpan beras cadangan pangan warga karimunjawa, yang sewaktu-waktu bisa mengalami paceklik akibat langkanya kapal yang melayari ke Karimunjawa. Kapal bisa tidak be rlayar manakala gelombang laut tinggi di musim angin barat pada Januari Maret," ujar Moch Wasiman.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Jateng, Gayatri Indah Cahyani mengakui, gudang itu tidak bisa pula untuk menyimpan gabah. Gudang berkapasitas penyimpanan 40 ton itu, tidak disiapkan untuk menyimpan gabah dalam waktu lama.
Bulan Nopember ini, pihaknay sudah mengirim 10 ton beras, sedianya untuk disimpan di gudang. Tapi beras itu belum sempat amsuk gudang sudah dibagikan ke warga, yang memang membutuhkan. Yaitu, sebanyak 4 ton untuk warga di Karimunjawa, 3 ton warga di Pulau parang, 1 ton di Pulau Nyamuk dan 2 ton di Kemujan.