Atlet Para Games Keluhkan Peralatan yang Kurang Memadai

Para atlet Indonesia yang dipersiapkan untuk mengikuti ASEAN Para Games ke-6 di Solo mengeluhkan kurangnya sarana dan prasarana utama pertandingan, seperti kursi roda yang kualiasnya di bawah standard, raket tenis yang juga dalam kondisi hampir rusak. Hal itu mereka sampaikan kepada anggota Tim Komisi X DPR RI yang sedang melakukan peninjauan di arena tenis di kompleks olahraga Manahan Solo, Jumat (18/11). Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI yang dipimpin Parlindungan Hutabarat dalam rangka persiapan penyelenggaraan ASEAN PARAGAMES ke-6 di kota Solo melakukan peninjauan ke beberapa venues pertandingan di Stadion Sriwedari dan Manahan.  

“Kalau fisik kami tidak kalah dengan atlet negara lain, tapi kursi roda kami lebih lambat dari mereka karena tidak standard, kami perlu tiga kali putar sementara mereka cukup sekali,” kata para atlet serempak. Anggota Tim Komisi X Hj. Harbiah Salahuddin (F-PG) mengaku terkejut mendengar keluhan para atlet, mengingat anggaran untuk event ini sudah lama disetujui Komisi X DPR RI. “Kebutuhan kursi roda ini harus segera dipenuhi, masak hal seperti ini kita abaikan, fisik mereka OK hanya alat yang tidak mendukung,” katanya menjelaskan.  Harbiah menambahkan persoalan ini akan dibicarakan saat rapat dengan Menpora di DPR nanti.

Anggota Tim Komisi X Irsal Yunus (F-PDIP) menambahkan raket yang digunakan para atlet pun terlalu berat, dan senarnya tidak standard. Irsal mengatakan sebenarnya persoalan ini tidak perlu terjadi jika semua pihak yang terkait bekerja secara profesional. “Bagaimana bisa juara jika alatnya tidak mendukung,” katanya mempertanyakan.  Irsal mengingatkan kejadian di Palembang saat SEAGames diharapkan tidak terjadi di Solo. “Pengalaman di Palembang menjadi pelajaran yang sangat berharga,” ucapnya.

Rinto Subekti (F-PD) anggota Tim Komisi X mengatakan, Ada tiga sasaran yang ingin dicapai dalam setiap penyelenggaraan pesta olahraga, yaitu sukses prestasi, sukses penyelenggaraan, dan sukses pemberdayaan ekonomi. Setiap event besar harus juga mampu memberdayakan perekonomian masyarakat setempat. “Kejadian di Palembang secara prestasi baik, namun penyelenggaraannya dinilai kurang baik,” katanya memaparkan. Rinto menambahkan promosi dan publikasi pun harus lebih gencar dilakukan untuk melibatkan partisipasi aktif masyarakat. “Masak event sebesar ini tidak ada penontonnya,” ucap anggota DPR dari Surakarta ini.

Deputi Kemenpora, Jeffry Palaar mengatakan terlambatnya pengadaan kursi roda dikarenakan surat permintaan yang masuk ke Kemenpora tidak dilengkapi spesifikasi teknis yang memadai, sehingga menyulitkan proses pengadaannya. ” Surat permintaannya baru masuk ke kami minggu lalu, mudah-mudahan minggu depan semua kebutuhan atlet bisa dipenuhi, ” Ujarnya meyakinkan. Anggota Tim Komisi X H. Nasrullah mengingatkan agar jika terjadi keterlambatan jangan menyalahkan pemerintah daerah, karena event ini adalah hajatnya pemerintah pusat yang didukung oleh pemerintah daerah. 

Diposting 21-11-2011.

Mereka dalam berita ini...

Rinto Subekti

Anggota DPR-RI 2009-2014 Jawa Tengah IV
Partai: Demokrat

Irsal Yunus

Anggota DPR-RI 2009-2014 Jambi
Partai: PDIP

Parlindungan Hutabarat

Anggota DPR-RI 2009-2014 Jawa Barat VI
Partai: Demokrat

Harbiah Salahuddin

Anggota DPR-RI 2009-2014 Jawa Timur II
Partai: Golkar

Nasrullah

Anggota DPR-RI 2009-2014 Jawa Tengah II
Partai: PAN