Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengklaim produksi garam hingga 8 November 2011 sudah mencapai 1,5 juta ton. Meski itu sudah di atas target tahun ini, DPR tetap mengingatkan kementerian tidak hanya berwacana soal itu.
Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron mengingatkan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sharif Cicip Sutarjo tidak sekadar berwacana meningkatkan produksi garam lokal.
“KKP harus meng-clear-kan dulu bahwa tupoksi persoalan garam ini menjadi otoritas mereka. Jangan sampai di sisi industrialisasinya masih di Kementerian Perindustrian, tata niaganya di Kementerian Perdagangan, tapi Menteri Kelautan dan Perikanan sudah berbicara soal kebijakan,” tegas dia.
Herman meminta KKP juga melakukan kajian mendalam terhadap rencana penghentian impor garam. Sebab, jika dihentikan secara sporadis tanpa rencana yang matang akan berdampak pada menipisnya stok garam di tanah air. Hal itu akan berujung pada lonjakan harga.
“Yang ini saya minta evaluasi dululah. Jangan eksposnya begitu besar daripada kenyataannya. Jangan kemudian kita menginginkan menghentikan impor karena kita sudah meningkatkan hingga 1,5 juta ton garam. Jangan sampai kita punya semangat yang tinggi tetapi ketersediaan produksinya memble,” jelasnya.
Anggota Komisi IV DPR Rosyid Hidayat menegaskan, di musim penghujan saat ini jumlah produksi garam dalam negeri dikhawatirkan akan menurun. Karena itu, dia mengimbau Menteri Kelautan dan Perikanan segera melakukan industrialisasi guna meningkatkan produksi garam lokal.
“Peralatan petani garam kita saat ini masih jauh di bawah standar. Bagaimana mungkin di musim hujan saat ini produksi garam akan meningkat hanya dengan peralatan yang sederhana,” katanya.
Rosyid yakin, industrialisasi garam tidak akan menurunkan jumlah produksi garam di dalam negeri. Soalnya, baik dimusim kemarau atau hujan, produksi garam akan tetap sama bahkan bisa meningkat.
KKP menegaskan produksi garam hingga 8 November 2011 sudah mencapai 1,5 juta ton. Angka ini sudah di atas target tahun ini sebesar 1,3 juta ton.
“Sampai tanggal 8 November, produksi garam menurut hasil pemantauan KKP di 40 kabupaten adalah 1,507 juta ton,” kata Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha Ditjen KP3K KKP Ferrianto Djais, Senin (21/11).
Angka yang disampaikan pemerintah ini memang berbeda dari yang disampaikan Direktur Utama PT Garam, Slamet Untung Irredenta. Katanya, produksi garam hanya terealisasi 60 persen, yakni 800.000 ton. PT Garam pun sudah menghentikan produksi garam sejak 15 hari lalu karena curah hujan tinggi.
“Kalau PT Garam itu kan hanya 5.000 hektar lokasinya di Madura. Kalau yang kita pantau itu kita hitung mulai dari Indramayu, Cirebon, Rembang, Sulawesi dan lain-lain,” kata Ferrianto lagi.
Ferrianto mengaku data yang dikumpulkan pihaknya selalu diperbarui setiap seminggu sekali. Dia memastikan dari data yang ada merupakan realisasi produksi garam nasional secara riil.