DPRD Sumsel meminta manajemen Sriwijaya FC (SFC) memperhitungkan untung rugi terkait hukuman yang diterima dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Karena Laskar Wong Kito-julukan Sriwijaya FC telah memiliki nama besar di Tanah Air.
Apalagi SFC merupakan salah satu aset besar milik Sumsel. “Kita melihatnya begini,manajemen SFC harus memperitungkan segala sesuatu untung ruginya.Apalagi setelah mendapatkan sanksi dari PSSI,” kata Wakil Ketua DPRD Sumsel, Achmad Djauhari, kemarin.
Menurut dia, seharusnya sanksi berupa pendegradasian untuk SFC yang diberikan PSSI jangan sampai terjadi. “Apapun yang dilakukan manajemen SFC harus mencegah jangan sampai terdegradasi. Tapi hal yang paling penting itu tetap mengharumkan nama Sumsel,” sambungnya.
Nama SFC, tandas Djauhari, pasca mendapatkan double winner tahun 2007 lalu, menjadi besar dan melambung. Terlebih setelah Laskar Wong Kito berhasil menorehkan prestasi dengan menjuarai Piala Copa Indonesia tiga kali berturut-turut. “Prestasi saat itu kan luar biasa. Tapi mengapa,sekarang manajemen SFC tidak mampu memberikan prestasi lagi, bahkan malah terjerat sanksi,” ujarnya.
Terpisah, Presiden SFC Dodi Reza Alex melalui Direktur Tehnik dan SDM PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Hendri Zainuddin mengungkapkan, menanggapi sanksi yang diberikan oleh PSSI terhadap SFC, manajemen klub telah mengirim surat permohonan banding.
“Jadi tadi siang (kemarin) sekitar pukul 13.00 WIB, kita secara resmi melayangkan surat permohonan banding kepada PSSI atas sanksi yang diberikan kepada SFC.Karena kita menilai apa yang dijadikan sebagai dasar untuk menghukum itu sama sekali terkesan dipaksakan,” jelasnya.
Pasalnya lanjut Hendri, sejauh ini SFC tidak pernah menyatakan mundur dari kompetisi IPL. Malah untuk menunjukkan keseriusan, manajemen klub telah membentuk tim yang berbeda dari yang mengikuti kompetisi ISL. Namun nyatanya hingga saat ini PSSI tak kunjung memberikan izin kepada SFC untuk berlaga di IPL.
Selain itu lanjut dia, jika sangsi itu di berikan lantaran SFC dinilai mangkir dari beberapa pertandingan di kompetisi Indonesia Premier League (IPL) di bawah operator PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) terutama saat pertandingan kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (17/12) maka Hendri menganggap alasan itu hanya dibuat-buat. Banding dilakukan oleh SFC, karena manajemen menilai sanksi yang diberikan kepada SFC tidak mendasar.
Setelah mengirimkan surat permohonan banding, tiga hari kemudian pihak PT SOM akan mengirimkan memori banding. Disana akan dijelaskan secara rinci kronologis rentetan masalah yang dinilai PSSI telah dilanggar oleh SFC.