DPR: 2012, Diplomasi Harus Lebih Agresif

DPR mengingatkan pemerintah agar menghadirkan gerakan diplomasi lebih agresif pada 2012 bagi kepentingan nasional.

"Kinerja Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan jejaringnya di berbagai kedutaan besar dan konsulat jenderal di seluruh kawasan dunia, harus benar-benar lebih dimaksimalkan, demi mengeksiskan RI, membawa misi sekaligus mengawal kepentingan NKRI," kata anggota Komisi I DPR (bidang Luar Negeri, Pertahanan, Intelijen, Sandi, Komunikasi dan Informatika) dari Fraksi Partai Golkar Fayakhun Andriadi via telepon, di Pekanbaru, Riau, kemarin.

Ia mengatakan hal itu, terkait peran diplomasi Indonesia di tahun 2011 serta tantangan menuju 2012. Politisi muda Partai Golkar ini mengingatkan, berbagai tantangan di bidang ekonomi, moneter, ketenagakerjaan, perebutan pangsa pasar pariwisata, juga eskalasi konflik regional di beberapa kawasan, patut mendapat perhatian khusus serta serius.

"Karena itu, kita semakin membutuhkan kualifikasi diplomat yang handal, untuk menjalankan berbagai misi negara serta mengawal kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam percaturan global tersebut," katanya.

Kandidat doktor ilmu politik Universitas Indonesia ini kemudian menunjuk situasi Papua yang mulai dimanfaatkan beberapa jejaring komunitas di luar negeri, agar jangan dianggap remeh.

"Begitu pula potensi konflik perbatasan dengan beberapa negara tetangga, baik di kawasan perairan, daratan maupun udara, harus segera dicarikan solusi beradab serta elegan, dengan tidak mengorbankan kepentingan NKRI," ujarnya. Dua hal itu, menurut dia, tidak bisa dibiarkan berlarut, sehingga berpotensi menjadi "bom waktu" di kemudian hari.

Seleksi Dubes

Problem serius yang sudah mulai dapat diakhiri, tutur dia, ialah makin selektifnya pengangkatan duta besar (dubes) RI. "Tidak seperti sebelum-sebelumnya, yang diangkat jadi dubes itu rata-rata purnawirawan atau pensiunan dari mana-mana. Ini tentu perlu lebih dimaksimalkan, karena tugas dubes bukan memimpin kantor dengan pekerjaan-pekerjaan administratif yang rutin," katanya.

Fayakhun menunjuk gaya beberapa dubes negara sahabat dalam kiprahnya di Indonesia, yang begitu proaktif mendekati pimpinan organisasi non formal keagamaan, LSM, aktivis kampus maupun pergerakan-pergerakan rakyat lainnya.

"Artinya, dubes memang perlu lebih berkiat dalam menggali banyak informasi, sekaligus meyakinkan jejaring apa saja di luar negeri tentang NKRI," tuturnya. Fayakhun Andriadi berpendapat, fokus 2012 ialah membangun kinerja diplomasi RI yang semakin agresif, tidak hanya reaktif terhadap berbagai dinamika percaturan global, apalagi jika telah menyangkut kepentingan nasional atau keutuhan NKRI.

Diposting 03-01-2012.

Dia dalam berita ini...

Fayakhun Andriadi

Anggota DPR-RI 2009-2014 DKI Jakarta II
Partai: Golkar