Angka kesehatan jiwa di Indonesia tidak terdata dan terdeteksi dengan baik. Akibatnya pemerintah sulit mengantisipasi kemungkinan adanya potensi bunuh diri.
Anggota Komisi IX DPR Nova Riyanti Yusuf mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini belum berfungsi dengan baik untuk menangani kasus tersebut. ”Berdasarkan data dari Polda Metro Jaya, jika dirata-ratakan dalam dua hari tercatat satu orang melakukan bunuh diri di DKI Jakarta. Saya yakin di kota-kota besar lainnya juga kondisi serupa akan terlihat. Oleh karena itu, saya mendesak Kemenkes untuk memfungsikan Direktorat Bina Kesehatan Jiwa dengan baik,” tukas dia saat diwawancarai SINDO di Jakarta kemarin.
Anggota Fraksi Partai Demokrat ini mendesak Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes melakukan survei dan pendataan tentang angka orang bunuh diri dalam dua tahun terakhir. Dalam hal ini, pihaknya meminta jawaban akademis Kemenkes mengenai hal ini, dan segera memberikan hasilnya kepada pimpinan Komisi IX DPR. ”Berdasarkan penelitian, di Singapura bunuh diri mayoritas dilakukan oleh kalangan remaja. Saya minta penelitian serupa dilakukan di Indonesia dalam dua tahun terakhir. Pasalnya, kondisi serupa ataupun percobaan bunuh diri juga dilakukan remaja Indonesia,” tandasnya.
Pada tahun 2010, Nova mengutarakan bahwa Direktorat Bina Kesehatan Jiwa bahkan hendak dibubarkan oleh Kemenkes. Menurut dia, adalah keputusan terburuk jika direktorat tersebut dibubarkan. Pihaknya meminta Kemenkes jangan menganggap remeh persoalan gangguan jiwa, harus ada tindakan preventif soal bunuh diri ini. Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes Irmansyah mengutarakan, lingkup masalah kesehatan jiwa yang dihadapi bersifat sangat kompleks, antara lain meliputi masalah gangguan jiwa, masalah psikososial, serta masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas hidup.
Menghadapi permasalahan tersebut perlu ditangani oleh program Kesehatan Jiwa. Pihaknya sendiri mengaku sudah membuka layanan hotline service kesehatan jiwa di nomor 500-454 yang diresmikan oleh Menteri Kesehatan. Sebagai pendukung pelaksanaan hotline service kesehatan jiwa, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.