Kasus HIV/AIDS di Indonesia pada 2011 meningkat drastis secara kumulatif sebanyak tiga kali lipat. Anggota Komisi IX DPR Herlini Amran mengatakan, jumlah ini meningkat drastis dibandingkan tahun 2009, yakni 60.000 berbanding 20.000.
Catatan ini, ujar dia, dihimpun dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 30 Juni 2011. ”Per 30 Juni 2011 ada 26.483 kasus AIDS dan 66.693 kasus HIV. Total ada 93.176 kasus atau 50% dari estimasi nasional. Data Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) 2011 diprediksi mencapai 210.000 orang. Data tersebut dihimpun dari 32 provinsi dan 30 kabupaten/kota di Indonesia,” tukas dia kepada SINDO di Jakarta kemarin. Dengan demikian, pihaknya meminta Kemenkes agar segera memperbaiki kinerjanya terkait penanggulangan dan memerangi penyakit HIV/AIDS.
Menurut dia, pemerintah masih menghadapi masalah yang sama, dan belum terjadi perubahan signifikan dalam penanggulangan HIV di Indonesia selama 20 tahun belakangan ini. Karena itu, dia menegaskan pemerintah harus terus meningkatkan koordinasi lintas sektor serta sistem monitoring dan evaluasi terkait penanggulangan HIV/AIDS, sehingga terjadi koordinasi yang efektif dalam mendesain dan menerapkan strategi dan intervensi.
“Berdasarkan hasil survei perubahan perilaku yang dirilis Kemenkes, 55% dari keseluruhan infeksi baru HIV dan kasus AIDS disebabkan hubungan seks heteroseksual, atau naik 2% dibandingkan lima tahun lalu. Kasus transmisi seksual, termasuk heteroseksual serta laki-laki dengan laki, mencapai angka tertinggi 57,7%,”tuturnya. Hal ini, lanjut dia, menambah jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia, disusul pengguna narkoba suntik sebanyak 3,62%. Herlini mendesak pemerintah untuk mengantisipasi pengaruh kampanye global kaum homoseksual untuk menekan penularan HIV/AIDS di kalangan mereka. Pasalnya, 55% infeksi baru HIV dan kasus AIDS disebabkan oleh bubungan seks heteroseksual.
Herlini juga meminta pemerintah harus lebih masif menyajikan hasil surveilans infeksi HIV/AIDS pada kelompok berisiko seperti pekerja seks komersial (PSK) dan konsumennya, serta pelaku seks bebas, agar kesadaran masyarakat terhadap ancaman infeksi HIV/AIDS melalui transmisi heteroseksual berisiko semakin meningkat. Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama mengutarakan, pihaknya memiliki target penanggulangan HIV/AIDS seperti menurunkan jumlah kasus baru HIV serendah mungkin, sedangkan target jangka panjang yakni zero new infection.
Di samping itu, menurunkan tingkat diskriminasi serendah mungkin, dengan target jangka panjang zero discrimination. Kemenkes memiliki target menurunkan angka kematian AIDS serendah mungkin dengan target jangka panjang zero AIDS related deaths.