Anggota Komisi VII DPR marah, karena PT PLN membeli solar ilegal dari Polres Timika, Papua. Pengakuan ini terungkap dalam rapat dengar pendapat dengan direksi PT PLN di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (23/2).
Kontan saja pengakuan Direktur Operasional Indonesia Timur PLN Vigner Sinaga ini menjadi bulan-bulanan anggota Komisi VII.
Wakil Ketua Komisi VII Effendi MS Simbolon bahkan menyuruh Vigner untuk menelepon langsung Polres Timika. Namun, dalam telepon yang dikeraskan sehingga seluruh peserta rapat itu mendengar, terkesan berbelit-belit.
Effendi yakin, solar yang dijual Polres Timika itu jenis BBM bersubsidi. "Darimana sejarahnya polisi jualan solar. Ini jelas solar bersubsidi, karena dia beli Rp 4.500 kemudian dijual Rp 28.000 (per liter). Ini kan gila," kata politisi P-DIP ini jengkel.
Vigner mengaku, setidaknya solar yang dibeli itu mencapai 30-40 ton. "Tapi itu (cuma) sekali, karena dalam keadaan darurat karena cuaca," ujar Vigner.
Anggota Komisi VII Satya W Yudha, tidak memahami logika yang diambil PLN. "Lalu, kalau anak Anda sakit dan tak punya uang, maka Anda memilih merampok?" tanyanya dengan nada meninggi.
Tetapi, menurut Satya, pengakuan jujur direksi PLN tersebut perlu dihargai. "Ini pintu masuk untuk investigasi penggelapan BBM bersubsidi. Ini hanya puncak gunung es," ujarnya.