Siapa Caleg 2024 untuk DPR-RI/ DPD-RI/ DPRD Prov. dan DPRD Kab./Kota-mu? Cek di sini...

Berita Anggota Parlemen

Pengusaha Yakin Kerja Sama Dengan Eropa Nguntungin

sumber berita , 28-02-2012

Kemitraan dagang antara Indonesia dengan Uni Eropa (UE) telah memasuki tahap sosialisasi. Meski saat ini Eropa masih dilanda krisis, pengusaha pede hal itu tidak akan mempengaruhi kerja sama.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi optimistis, kerja sama kemitraan dagang Indonesia-UE tetap berjalan baik. Kekhawatiran gagal bayar Uni Eropa dalam perdagangan ditepis jauh-jauh. Sebab, krisis menimpa ne­gara, bukan perusahaan.

“Kita tidak khawatir terhadap potensi gagal bayar. Sebab, peru­sahaan-perusahaan di sana (Uni Eropa) masih bagus. Masih bisa diharapkan,” ujar Sofjan usai acara “Indonesia dan Uni Eropa: Kemitraan yang Unik untuk Ke­sejahteraan” di Graha Niaga, Jakarta, kemarin.

Menurut Sofjan, kerja sama dengan Uni Eropa berbeda dengan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). Kerja sama dengan Uni Eropa saling melengkapi (complimentary). Hal itulah menjadi pertimbangan penting setelah Indonesia berada di posisi yang tidak menguntungkan dalam kerja sama ACFTA. Kerja sama ini juga bertujuan mendorong usaha kecil menengah (UKM) untuk lebih maju.

“Kerja sama dengan Uni Eropa paling cepat dan tidak banyak kontradiksi. Kita akan sosialisasi­kan kerja sama ini selama 3-6 bulan ke depan agar masyarakat tahu,” jelas Sofjan.

Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto menjelaskan, investasi Uni Eropa ke Indonesia adalah nomor dua terbesar setelah Singapura. Uni Eropa merupakan mitra kerja yang strategis bagi Indonesia.

Sepanjang 2011, perdagangan antara Indonesia dengan Uni Eropa sebesar 32 miliar dolar AS. Dari angka tersebut, Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar 8 miliar dolar AS.

“Investasi baru dalam jumlah besar masih mengalir dari Uni Eropa ke Indonesia, yaitu sekitar 2,2 miliar dolar AS pada tahun 2011. Kerja sama ini juga membahas bagaimana memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia,” ujar Airlangga di tempat yang sama.

Direktur Operasional External Action Service Uni Eropa David O’ Sullivan menyatakan, potensi perdagangan dengan Indonesia begitu besar. Dia menjamin kerja sama kali ini tidak akan bernasib seperti ACFTA, yang mengakibatkan Indonesia kebanjiran barang impor.

Ia menyatakan, perjanjian kemitraan ekonomi yang komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) akan menguntungkan Indonesia dan Uni Eropa.

“Kami telah membentuk vision group. Negosiasi akan terus berlangsung melalui vision group tersebut,” terang O’Sullivan.

Usai sosialisasi, kerja sama ini akan masuk ke tahap negosiasi yang memakan waktu 2-3 tahun. Namun, belum ada target jangka pendek mengenai peningkatan perdagangan.

“Kemitraan ini sifatnya jangka panjang. Kita belum tahu perdagangan akan meningkat dalam waktu dekat,” imbuh Wakil Ketua Umum Kadin bidang Hubungan Ekonomi Internasional Emir­syah Satar.

Diposting 28-02-2012.

Dia dalam berita ini...

DPR-RI 2009 Jawa Barat V
Partai: Golkar