Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menyayangkan masih banyaknya mafia illegal logging (pembalakan liar) yang belum tersentuh hukum.
“Korupsi di sektor ini sudah lama terjadi. Yang dihukum hanya pekerja di hutan yang levelnya hanya anak buah, penebang pohon, pembawa kayu. Sedangkan bos-bosnya masih bebas berkeliaran,” ujar Direktur Eksekutif Walhi Ubaidillah kepada Rakyat Merdeka.
Ubaidillah menyatakan itu terkait temuan Bank Dunia yang mengungkapkan praktik illegal logging di Indonesia dijalankan oleh mafia dan sebagian dari hasilnya disetorkan kepada pejabat yang korup.
Untuk itu, dia meminta koordinasi di tingkat kementerian yang terkait agar memperketat pengawasan di bidang kehutanan.
Anggota Komisi IV DPR Rosyid Hidayat mengatakan, yang lebih mengetahui wilayah Indonesia adalah orang Indonesia sendiri. “Kalau mereka bilang ada setoran ke pejabat korup di Indonesia, itu hak mereka (Bank Dunia), tapi alangkah baiknya jika omongan itu disertai fakta dan bukti yang valid. Saya percaya nggak percaya sama temuan mereka itu” ujarnya pada Rakyat Merdeka.
Rosyid khawatir jangan sampai ada agenda lain di balik maksud dari Bank Dunia. Kendati begitu, dia mengaku praktik illegal logging memang ada di berbagai daerah di Indonesia. Sebab itu, dia berharap aparat berwenang dan lembaga lain yang terkait mengambil tindakan cepat membasmi praktik illegal logging tersebut.
Bank Dunia mengungkapkan, praktik pembalakan liar (illegal logging) di Indonesia dijalankan oleh mafia. Dari pembalakan liar itu, organisasi kejahatan tersebut mengalirkan sebagian keuntungannya kepada pejabat pemerintah yang korup.
Hal itu terungkap dari laporan analisis Bank Dunia terbaru, bertajuk Justice for Forests: Improving Criminal Justice Efforts to Combat Illegal Logging yang dipublikasikan Rabu, (21/3). Selain Indonesia, praktik seperti itu terjadi di banyak negara, termasuk beberapa negara di Afrika Barat.