Anggota Komisi I DPR Mahfudz Abdurrahman mendukung langkah pemerintah memperkuat kemampuan pertahanan, baik sarana maupun sumber daya manusia. Sebab tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai negara kepulauan makin beragam serta berat.

Kemampuan deteksi dini dan tangkal serta kecepatan pergerakan perangkat pertahanan harus terus ditingkatkan agar kewibawaan Indonesia semakin terlihat. Termasuk kemampuan pertahanan laut.

"Pemerintah sedang melakukan proses pembelian tiga Kapal Frigate (perusak) buatan BaE Inggris, yang sebelumnya pesanan Brunei Darussalam. Namun, saat selesai dibuat, kapal itu malah ditolak. Sehingga ketiga kapal tersebut ditawarkan ke Indonesia," kata Mahfudz di Jakarta, Jumat (2/3).

Ia berharap proses pembelian tiga kapal itu terealisasi karena akan memperkuat armada pertahanan laut Indonesia. Saat ini Armada Pertahanan laut atau KRI banyak yang sudah berusia uzur sehingga kemampuan tempurnya atau combat capability-nya sudah menurun.

"Saat ini pembelian kapal perang baru merupakan kewajiban agar kemampuan pertahanan laut kita seimbang dengan negara-negara kawasan, apalagi potensi kerawanan di laut sangat banyak baik adanya pembajakan, pencurian sumber daya alam, penyelundupan barang dan orang," pungkasnya.