Seluruh mitra kerja Komisi I, misalnya BIN dan TNI, sebaiknya dapat lebih berhati-hati dan tidak bergesekan dengan wartawan. Sebab, manakala terjadi gesekan dengan wartawan, sekecil apa pun akan menuai negatif.
"Mereka ini (wartawan) punya dunia lain yang tidak bisa didekati dengan kekuatan senjata dan kekuasaan. TNI harus bermitra dengan wartawan dengan baik. Jadi, perlu disampaikan pada prajurit hingga bawah agar dapat menjaga tindakannya dengan tidak melakukan tindakan kekerasan sekecil apa pun pada wartawan," kata anggota Komisi I yang juga mantan wartawan, Effendy Choirie saat Rapat Kerja Komisi I dengan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, di Komplek Parlemen, Jakarta Kamis (31/5).
Sementara, anggota Komisi I DPR Adjeng Ratna Suminar berharap institusi TNI dapat secara aktif menjelaskam kepada publik soal hal-hal yang sudah dilakukan terkait masalah yang bersinggungan dengan masyarakat. Misal terkait kasus dugaan kekerasan yang dilakukan oleh oknum marinir terhadap sejumlah wartawan di Padang, Sumatera Barat, Selasa (29/5).
"Saya rasa penjelasan Pak Panglima TNI dalam kasus ini kan sudah cukup baik. Bahwa hal ini sudah langsung dilakukan pengusutan dan mengganti barang yang rusak dalam insiden tersebut. Namun karena penjelasan seperti ini kurang disampaikan ke publik, maka yang ditangkap masyarakat, TNI tidak merespons masalah ini dengan cepat. Padahal kan kasus ini sudah mendapat perhatian serius," ujar Adjeng.
Adjeng berharap TNI bersikap terbuka kepada masyarakat terkait hal-hal yang sudah dilakukan, utamanya soal pembenahan dan perbaikan dalam hal yang bersinggungan dengan masyarakat. Ini penting agar masyarakat tidak selalu berpandangan miring terhadap TNI manakala muncul kasus atau gesekan.
"Masyarakat kan bisa jadi belum tahu apa-apa saja yang sudah dilakukan TNI dalam merespons masalah yang muncul seperti ini. Padahal TNI ternyata sudah cepat-cepat meresponsnya. Karena itu, jelaskan dengan baik agar masyarakat tidak selalu berpandangan miring," ujarnya.