Tak mau disebut menguras uang negara untuk pelesiran, Komisi I DPR membeberkan urgensi dan relevansi agendanya melakukan kunjungan kerja untuk studi banding ke Brasil dan Spanyol terkait RUU Industri Pertahanan. 

Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin mengatakan, tujuan kunjungan yang akan dilakukan pada 1-7 Juli itu antara lain mendapatkan gambaran secara komprehensif mengenai konsep dan sistem dalam industri pertahanan yang diselenggarakan kedua negara tersebut. “Termasuk mempelajari berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai industri pertahanan,” kata Hasanuddin di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. Dia menjelaskan, dari kunjungan itu, sasaran yang diharapkan dapat tercapai adalah informasi mengenai sistem dan konsep yang berkaitan dengan industri pertahanan.

Panja RUU Industri Pertahanan akan mempelajari secara langsung dari segi kelembagaan atau pelaku industri pertahanan, penyertaan modal negara untuk pendirian industri pertahanan, hingga lembaga regulasi industri pertahanan. “Juga standardisasi alat peralatan pertahanan dan keamanan, penelitian, pengembangan dan rekayasa dalam industri pertahanan serta sistem pengadaan pertahanan terintegrasi,” ucapnya.

Bahkan perlu juga panja mempelajari bagaimana sanksi terhadap kejahatan di bidang industri pertahanan, sistem pengawasan industri pertahanan,tanggung jawab anggaran industri pertahanan, serta bagaimana insentif tarif bea dan fiskal dalam industri pertahanan. “Spanyol dan Brasil kita anggap tepat karena kedua negara tersebut memiliki produk alutsista berkualitas tinggi dan memenuhi persyaratan atau tuntutan yang tinggi.

Di negara tersebut industri pertahanannya secara aktif berpartisipasi dalam restrukturisasi berbagai sektor dan memperluas pasar serta menyesuaikan kapasitas produksinya dengan kebutuhan pasar. Wakil Ketua Komisi I DPR yang juga Ketua Panja RUU Penyiaran Ramadhan Pohan mengklaim bahwa kunjungannya ke Amerika Serikat pekan lalu akan menjadi masukan penting dalam pembahasan RUU tersebut.