Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Cirebon segera mewaspadai pergerakan anak jalanan (anjal) dan gelandangan serta pengemis (gepeng) jelang Ramadan dan Lebaran mendatang.
Mereka menilai, pergerakan anjal dan gepeng pada tahun ini diprediksi meningkat dibandingkan tahun lalu. Peningkatan tersebut sebesar 10% atau sekitar 167 orang dari jumlah anjal yang terdata tahun ini yakni 149 orang. Sekretaris Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Cirebon Maemunah mengatakan, pergerakan anjal yang masuk ke Kota Cirebon itu merupakan pendatang dari daerah sekitar. Peningkatan akan terjadi saat jelang puasa dan Lebaran nanti.
Dia menyebutkan, berdasarkan data, tahun ini Dinsosnakertrans mencatat terdapat 149 orang anjal di Kota Cirebon. Jumlah itu diprediksi meningkat saat Ramadan dan Lebaran. “Diperkirakan akan ada peningkatan sekitar 10%. Tapi, mereka rata-rata berasal dari luar kota,” kata dia kemarin. Menurut dia, anjal dan gepeng ini menjadi persoalan sendiri yang dihadapi Dinsosnakertrans. Para anjal tersebut banyak dijumpai di pusat keramaian seperti terminal dan perempatan jalan. “Tahun lalu yang terdata hanya sekitar 76 orang, dan tahun ini menjadi 149 orang,” ujar dia.
Dia menilai, meningkatnya jumlah anjal yang ada di Kota Cirebon akibat adanya fenomena hijrah. Para anjal tidak hanya berasal dari daerah pinggiran Kota Cirebon. Bahkan, ada anjal dan gepeng yang datang dari Jakarta dan kota lainnya. Anggota Komisi C DPRD Kota Cirebon Yayan Sopian berharap, Pemerintah Kota Cirebon bisa segera menyelesaikan persoalan sosial tersebut. Sebab, keberadaan anjal dan gepeng memang mengganggu. Kehadiran para anjal telah menciptakan suasana yang tidak nyaman bagi masyarakat luas.