Pengadaan sepeda motor lurah di Kota Solo positif diusulkan di APBD Perubahan 2012. Anggaran Rp433,5 juta potensial menyasar sepeda motor rakitan pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK).
”Tetap memberdayakan hasil karya siswa SMK di Solo. Meski demikian (pengadaan) tetap melalui prosedur fair, yakni lelang terbuka. Kita juga memegang prinsip harga murah dengan kualitas terbaik,” kata Sekretaris Daerah Kota Solo Budi Suharto kemarin. Dia meyakini spesifikasi sepeda motor berlabel Esemka tidak kalah dengan sepeda motor pabrikan. Hal itu dibuktikan sepeda motor tersebut telah dijual di pasaran.
Namun, dia tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan produsen sepeda motor lain. ”Sejauh ini sudah dengan Kanzen, tetapi kalau misalnya yang lain bisa memberikan harga lebih murah dengan kualitas bagus, kenapa tidak?” katanya.
Budi Suharto menekankan pengadaan sepeda motor dinas lurah semata-mata memaksimalkan kinerja aparat pemerintah itu. Selain itu, sejumlah motor dinas lurah sudah rusak. ”Pengadaan terakhir 2002 lalu. Sampai saat ini sekitar sepertiganya sudah rusak berat, dari 51 unit. Nantinya diusulkan pembelian kepada 51 lurah,” ucapnya.
Anggaran yang diusulkan Rp433,5 juta, dihitung untuk membeli 51 unit. Asumsinya, per unit Rp8,5 juta. Sepeda motor lama yang masih bisa digunakan akan dimanfaatkan kembali di kelurahan. Adapun yang rusak berat akan dihapus dari aset kekayaan daerah. ”Kalau sudah tidak digunakan, ya akan dihapus, tapi kalau yang masih bisa digunakan, ya dipakai untuk operasional,” tandas Budi Suharjo.
Sebelumnya, Ketua Badan Anggaran yang juga Ketua DPRD Solo YF Sukasno meminta Pemkot memasukkan anggaran pengadaan sepeda motor untuk lurah dalam rancangan APBD Perubahan tahun ini. Hal itu dilakukan mengingat kondisi sepeda motor dinas lurah saat ini banyak mengalami kerusakan akibat berbagai faktor.
”Di perubahan APBD harusnya Pemkot melalui TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) bisa mengakomodasi usulan lurah tentang motor dinas. Setelah melihat kondisinya, motor dinas lurah yang dipakai sejak 2002 kualitasnya sudah mulai menurun,” ungkapnya. Selain itu, kebutuhan tersebut semakin mendesak lantaran mobilitas lurah cukup padat.