Anggota DPRD Sumut asal daerah pemilihan Kota Medan menemukan sejumlah peralatan laboratorium di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Medan yang tidak sesuai dengan spesifikasi.
Mereka menduga ada praktik mark-up yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Medan sebagai pengguna anggaran dalam pengadaan peralatan berupa komputer dan pendukung laboratorium tersebut. Temuan ini diperoleh saat anggota Dewan melakukan kunjungan kerja terkait realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2011, Rabu (18/7).
Saat itu, mereka memeriksa langsung peralatan laboratorium di SMAN 3 yang bersumber dari APBD Sumut 2011. Anggaran yang dialokasikan dalam pos bantuan daerah bawahan (BDB) tersebut senilai Rp1,8 miliar. “Pengakuan pihak sekolah, peralatan laboratorium itu, khususnya untuk komputernya, tidak sesuai spek.
Bahkan, jika ditotal nilai keseluruhannya hanya sekitar Rp500 juta, sementara anggarannya dilaporkan Rp1,8 miliar,” kata anggota DPRD Sumut Iman B Nasution. Atas informasi dan temuan langsung itu, DPRD menduga ada mark up dalam pengadaan peralatan laboratorium tersebut. “Merek komputernya saja itu bukan merek yang disarankan Kemendiknas, bahkan jauh di bawah standar,” tegasnya.
Hal senada dikatakan anggota DPRD Sumut lainnya, Washington Pane. Menurutnya, laporan yang dicantumkan dalam realisasi APBD Sumut 2011 sangat meragukan. Karena itu, pihaknya akan mencermati temuan tersebut. “Anehnya,pihak Disdik Medan pun tak ada yang ikut dalam tinjauan ini. Ada apa ini? patut kami pertanyakan dalam laporan kami nanti,” kata Washington.
Anggota DPRD Sumut lainnya, Tunggul Siagian menyayangkan adanya temuan tersebut. Sebab, semangat melengkapi sarana laboratorium ITU adalah untuk menunjang peningkatan SDM siswa didik. “Kalau dalam pengadaan saja diberikan fasilitas yang tidak layak, tentu dapat menggangu perwujudan SDM yang berkualitas itu. Ini sangat disayangkan. Kami juga menyayangkan pimpinan di sekolah ini tidak ada di tempat,” ungkapnya.
Sejumlah guru SMAN 3 Medan yang menerima kedatangan para anggota DPRD Sumut itu mengaku kualitas peralatan itu jauh di bawah standar. Namun, para pengajar tersebut mengaku tidak mengetahui spesifikasi peralatan yang akan diberikan Disdik Medan tersebut. “Kami hanya disuruh menyiapkan gedung untuk laboratorium.
Demi memberikan sarana terbaik bagi siswa, kami pun bermusyawarah dengan orang tua murid dan akhirnya kami bisa membangun gedung ini. Sekolah bahkan masih utang sama orang tua siswa untuk pembangunan gedung ini,” kata seorang guru yang tidak mau dituliskan namanya.
Menurut guru lainnya, pihak sekolah sama sekali tidak dilibatkan dalam pengadaan alat tersebut, selain menyiapkan gedung. Wakil Kepala Sekolah SMAN 3 Medan Emir Harahap yang dihubungi melalui telepon seluler juga mengaku tidak mengetahui spesifikasi peralatan laboratorium. Pihak sekolah hanya menerima saja dari Disdik.